Setelah menonton film-film baru, saya mencoba "break" buat nonton film lama yang termasuk kategori bagus, atau berdasar review yang ada dianggap film yang bagus. Pilihan saya jatuh pada film rilisan tahun 1960 berjudul "The Magnificent Seven". Film ini adalah remake dari film Jepang rilisan 1956 karya sutradara legendaris Akira Kurosawa yang berjudul "Seven Samurai". Bedanya, samurai diganti dengan koboi di film remake ini. Sekarang The Magnificent Seven diakui sebagai salah satu remake terbaik yang pernah dilakukan Hollywood. Sebuah prestasi mengingat biasanya Holly malah merusak kualitas film yang mereka buat ulang. Prestasi ini makin membanggakan mengingat Seven Samurai sendiri adalah sebuah film yang masuk kategori "Best Movie Ever Made" alias salah satu film terbaik yang pernah dibuat yang secara tidak langsung menasbihkan The Magnificent Seven sebagai kategori itu juga.

Sebuah perkampungan di Mexico sedang dilanda masalah akibat kampung tersebut seringkali dijarah oleh seorang bandit bernama Calvera. Calvera dan anak buahnya menjarah hasil pertanian dan harta warga kampung. Calvera sendiri berjanji akan segera kembali. Warga desa yang tidak tahan menderita akhirnya mengirim 3 perwakilannya ke perbatasan untuk membeli senjata. Tetapi sesampainya disana mereka malah bertemu seorang jago tembak bernama Chris yang menyarankan untuk menyewa orang karena hal itu lebih murah daripada membeli senjata.

Sudah banyak film yang menceritakan percintaan sesama jenis entah itu gay atau lesbian. Dan biasanya film tersebut akan menyelipkan sebuah pesan yang kurang lebih begini "Percintaan sesama jenis adalah hal yang tidak lagi tabu". Tidak salah memang, tapi makin lama saya makin merasa bosan karena seperti tidak ada lagi hal baru yang dieksplorasi. Dan kali ini "The Kids Are All Right" datang dengan tema yang berbeda. Film ini lebih kearah drama keluarga yang dibumbui komedi cerdas dan tidak melulu berputar pada kisah lesbian yang kebetulan diangkat disini.

Nic (Annette Bening) dan Jules (Julianne Moore) adalah pasangan lesbian yang masing-masing memiliki anak. Nic memiliki putri berusia 18 tahun bernama Joni (Mia Wasikowska) sedangkan Jules memiliki putra berusia 15 tahun, Laser (Jos Hutcherson). Tapi mereka melahirkan anak-anak tersebut dari sperma yang didapat dari bank sperma, sehingga kedua anak tersebut tidak mengenal "ayah" mereka.

Beberapa bulan lalu saya mulai mengadakan sebuah polling di blog ini untuk menentukan "sutradara mana yang dianggap terbaik?" Dan yang mendapat suara terbanyak adalah Cristopher Nolan, disusul Steven Spielberg dan James Cameron. Spielberg dan Cameron memang bisa dibilang lebih legendaris dari Nolan, tapi Nolan memiliki sebuah kelebihan yaitu membuat film yang plotnya "mind blowing" dan punya cerita yang cerdas.

Pertama kita lihat "sejarah" sutradara satu ini. Pria kelahiran London 40 tahun lalu ini mengawali debut penyutradaraannya dengan membuat sebuah film pendek yang dia produseri dan dia tulis sendiri skenarionya pada tahun 1989 dengan judul "Tarantella". Film pendek kedua yang juga dia sutradarai, produseri dan tulis sendiri skenarionya rilis pada tahun 1996 dengan judul "Larceny". Setahun kemudian film pendek ketiganya berjudul "Doodlebug" rilis. Disana dia berkolaborasi dengan Jeremy Theobald yang mana akan menjadi aktor utama yang membintangi film panjang pertama Nolan yang rilis setahun berikutnya, 1998 dengan judul "Following".

George Clooney bisa dibilang adalah jaminan dari keberhasilan film yang dia bintangi baik dari segi finansial atau dari segi kualitas. Seringkali sebuah film bisa terkatrol dengan hanya mengandalkan Clooney seorang. Bahkan banyak film yang awalnya tidak diperhitungkan tapi akhirnya malah meraup keuntungan bahkan bertaburan penghargaan. Up in the Air tahun lalu misalnya. Kehebatan George Clooney dari segi akting adalah bagaimana dia bisa membuat karakter yang pada dasarnya tidak memiliki perbedaan dengan sosok Clooney dikehidupan sehari-hari (yang mana sering jadi sasaran kritik yang bilang kalau dia tidak pernah berakting tapi cuma jadi diri sendiri) menjadi mempunyai satu ciri yang membuatnya berbeda di tiap film. Untuk kali ini pria paruh baya yang satu ini menjadi seorang pembunuh.

Jack (Clooney) adalah seorang pembunuh bayaran handal. Sebagai seorang pembunuh seharusnya Jack memang tidak boleh menjalin pertemanan dekat bahkan sampai memiliki kekasih karena itu akan mengancam nyawa keduanya. Tapi Jack malah menjalin hubungan dengan wanita Swedia yang berujung dengan kematian sang wanita. Jack lalu bersembunyi di Roma dengan bantuan Pavel, orang yang memberinya pekerjaan. Pavel menyediakan sarana tinggal bagi Jack dan mewanti supaya Jack tidak lagi berhubungan dekat dengan orang.

Tron yang pertama dirilis tahun 1982 atau 28 tahun lalu. Dan hal itu membuat Tron: Legacy menjadi sekuel yang jaraknya dengan film pertama adalah yang terpanjang dari sekuel film lain. Film Tron memang menciptakan sebuah fanbase. Banyak yang tergila-gila dengan film itu khususnya dari golongan geek karena ide menciptakan dunia dalam video game jadi nyata. Ide yang agak absurd tapi bisa dibilang keren karena orisinil. Saya cukup nekat karena tidak menonton prekuelnya terlebih dahulu, hal yang membuat saya berpotensi kebingungan dengan jalan ceritanya. Dan apakah saya kebingungan atau malah bisa menikmati film yang diisi oleh cast yang cukup meyakinkan ini?

Kevin Flynn menghilang secara misterius selama 20 tahun dengan meninggalkan Sam Flynn sang putra tunggal. Sam yang sudah dewasa masih tetap tidak bisa menghilangkan bayang-bayang sang ayah. Sampai Alan Bradley, sahabat sang ayah mengatakan bahwa ia mendapat pesan dari Kevin. Berdasarkan pesan itulah Sam menemukan kantor rahasia ayahnya dan malah masuk ke The Grid. Sesampainya didunia yang punya tampilan visual luar biasa itu, Sam malah bertemu dengan Clu, alter ego yang diciptakan ayahnya tetapi kini malah mengkhianatinya dan menjadi penguasa di grid

Film ini jadi salah satu yang paling ditunggu perilisannya. Jelas saja, karena tema yang diangkat adalah mengenai Facebook, jejaring sosial terbesar. Film ini disutradarai oleh David Fincher yang buat saya termasuk salah satu sutradara muda terbaik selain Cristopher Nolan. Film ini sendiri diangkat dari sebuah buku nonfiksi berjudul "The Accidental Billionaires". Untuk jajaran cast, film ini memajukan 3 aktor utama. Jesse Eisenberg yang cukup lekat dengan karakter remaja geek, Andrew Garfield sang Peter Parker baru, dan Justin Timberlake, sang musisi yang masih mencari hits-nya di dunia perfilman. Cukup menggiurkan sekaligus meragukan mengingat Andrew Garfield masih baru sedangkan Justin Timberlake masih belum pernah menunjukkan akting yang masuk kategori bagus.

Film ini mengisahkan bagaimana proses penemuan Facebook dari awal, dimana semua itu diawali saat Mark Zuckerberg (Eisenberg) putus dengan sang kekasih, Erica Albright (Rooney Mara). Setelah itu dia melampiaskan kemarahannya dalam kondisi mabuk dengan mencela sang mantan di blog. Tapi dia juga sambil mengembangkan sebuah website baru yang bernama Facemash. Website itu menampilkan foto-foto mahasiswi Harvard, dimana diasana para pengunjung bisa memilih gadis mana yang paling cantik dan seksi. Hal itu membuat Mark mendapat tentangan dari pihak Harvard karena dianggap mencuri data kampus. Tapi kehebatan Mark membuat Cameron dan Tyler Winklevoss (Armie Hammer dan Josh Pence) kagum padanya dan menawari Mark bergabung dalam proyek baru pengembangan website mereka yang dinamai Harvard Connection.

Musim Awards untuk film-film yang rilis tahun 2010 sudah dimulai. Sebelum mencapai puncak penghargaan Oscar tahun 2011 sudah ada banyak penghargaan versi lain dimana melalui itu kita bisa mulai meraba film-film mana saja yang punya kans besar jadi yang terbaik dai 2010. Dan "Winter's Bone" ini adalah salah satu dari film yang cukup diperhitungkan. Film ini sendiri adalah adaptasi dari sebuah novel berjudul sama dengan filmnya yang terbit tahun 2006. Film ini disutradarai oleh sutradara wanita bernama Debra Granik dimana film ini adalah film keduanya. Film ini mendapat puja puji dari segi kualitas keseluruhan dan juga dari akting pemeran utamanya, Jennifer Lawrence yang sebelumnya belum terlalu dikenal luas.

Ree Dolly (Lawrence) adalah seorang gadis berusia 17 tahun yang sudah harus menghidupi keluarganya yang terdiri dari 2 adiknya yang masih kecil, Sonny 12 tahun dan Ashlee, 6 tahun. Ree juga harus menghidupi sang ibu yang menderita penyakit kelainan mental. Sang ayah sendiri entah dimana keberadaannya tidak diketahui. Sampai suatu hari seorang sheriff mendatangi rumahnya mengabari bahwa sang ayah ternyata menghilang saat sedang menjalani sebuah persidangan. Dan ternyata rumah dan tanah yang ditinggali keluarga Ree dijadikan jaminan penahanan yang berarti jika sang ayah tidak muncul rumah dan tanah itu akan disita.

Franchise yang satu ini sempat "hampir mati". Kegagalan film keduanya yang bertajuk "Prince Caspian" dilihat dari segi pendapatan (dari kualitas juga sedikit menurun dibanding film pertama) membuat pihak Disney memilih gak melanjutkan franchise ini. Untung 20th Century Fox mengambil alih, dan seri ketiga yang bertajuk "The Voyage of the Dawn Treader" dibuat. Mengikuti tren, film ini juga dirilis dalam format 3D untuk mengangkat pendapatan (walopun cuma hasil konversi). Saya sendiri lebih memilih nonton versi 2D karena udah banyak film 3D hasil konversi yang kualitas 3D-nya mengecewakan.

Kali ini tokoh Susan dan Peter tidak lagi menjadi sentral. Mereka cuma jadi cameo. Kali ini yang bertualang adalah Lucy dan Edmund. Mereka berdua tinggal dirumah saudara mereka. Disana ada sepupu mereka yang super menyebalkan, Eustace. Eustace mengolok-olok Lucy dan Edmund yang terus membicarakan Narnia seolah hal itu nyata. Sampai mereka bertiga menemukan sebuah lukisan yang malah menyedot mereka secara ajaib kedalam dunia Narnia.

Akhirnya nominasi Golden Globe 2011 yang akan diselenggarakan pada 16 Januari 2011 diumumkan. Golden Glove selalu jadi pemanasan buat penghargaan tertinggi Academy Awards alias Oscar. Untuk tahun ini film yang mendominasi perolehan nominasi adalah The King's Speech dan The Social Network. Yang unik adalah Johnny Depp meraih 2 nominasi di kategori "Best Actor in Musical or Comedy". Dibawah ini adalah nominasi lengkapnya.

Akhirnya franchise film Saw memasuki bagian yang ketujuh. Franchise yang terkenal dengan perangkap sadisnya ini akhirnya direncanakan memasuki tahap yang terakhir. Dan untuk menandai berakhirnya franchise horror tersukses ini, Saw VII dirilis dalam format 3D. Bukan 3D hasil konversi tapi di-shoot dengan kamera 3D. Tapi karena saya menonton bukan pada format 3D jadi posting ini tetap berjudul "SAW VII" bukan "SAW 3D". Saya sendiri tidak mengikuti secara runtut franchise ini dari awal sampai akhir. Dari 6 film yang udah rilis, yang saya tonton cuma film pertama dan keempat, plus film pendek yang rilis sebelum film panjang pertamanya. Khusus untuk film pendek dan film pertamanya saya acungi jempol karena berhasil ngasih kombinasi gore dan teka-teki yang cukup cerdas. Tapi film keempatnya buat saya terlalu umbar kekerasan tanpa kecerdasan. Dari review yang saya baca, seri yang lain (II-VI) juga kurang lebih sama. Jadi apakah film penutup franchise ini akan berhasil mengembalikan kebesaran Jigsaw dengan embel-embel 3D atau malah makin menegaskan keruntuhannya?

Seorang survivor dari Jigsaw bernama Bobby mulai sering tampil ke media sebagai guru bagi para survivor Jigsaw yang lain. Selain menulis buku tentang pengalamannya bertahan hidup dari perangkap Jigsaw, Bobby juga mengajak para survivor lain untuk menceritakan pengalaman mereka supaya bisa membuat hidup mereka menjadi lebih baik seperti sebelum mereka masuk ke perangkap Jigsaw. Disisi lain teror perangkap Jigsaw mulai "go public" alias ditampilkan dimuka umum. Hal ini menyebabkan sang serial killers namanya makin tersebar luas dan makin dikenal sekaligus dicari.

Danny Trejo adalah aktor yang punya filmography panjang. Tapi semua itu dia lakoni tanpa pernah sekalipun menjadi aktor utama. Ditahun ini saja selain Machete dia udah bermain di belasan film lain sebagai aktor pendukung. Terakhir dia muncul "numpang mati" di Predators. Tapi kali ini berkat sutradara Robert Rodriguez yang emang udah menjalin banyak kerjasama dengan Trejo, dia akhirnya dapet peran utamanya yang pertama. Ide film Machete sendiri berasal dari sebuah trailer film palsu berjudul sama yang dirilis bersamaan dengan film Grindhouse yang rilis 2007 lalu. Karena trailer itu dapet sambutan yang cukup baik, akhirnya Machete dibuat film sungguhan dengan tokoh utama kembali diperankan Danny Trejo seperti di trailer. Dan untuk memabantu Trejo dihadirkan banyak bintang yang buat saya cukup menggoda. Trio Michelle Reodriguez, Jessica Alba, dan Lindsay Lohan dihadirkan sebagai penyedap mata. Ada juga aktor kawakan Robert de Niro dan gak ketinggalan Steven Seagal yang akhir-akhir ini lebih sering tampil di film direct to dvd.

Filmnya berkisah tentang Machete (Trejo) yang merupakan mantan agen federal Meksiko yang terpaksa hidup sebagai buruh di Texas akibat perbuatan seorang bandar narkoba bernama Rogelio Torrez (Seagal) yang juga membunuh keluarga Machete. Saat itulah dia mendapat sebuah misi berbahaya untuk membunuh senator McLauglin (De Niro) yang menerapkan hukum keras bagi imigran gelap Meksiko. Tapi ternyata dimisi itu Machete dijebak.

Tipe film Mockumentary sekarang udah cukup banyak dipakai khususnya di genre horror guna menambahkan unsur ketegangan dan realistis didalamnya. Untuk beberapa tahun belakangan film dengan cara pengambilan gambar yang serupa bisa dijumpai di Cloverfield dan Paranormal Activity. Saya sendiri punya pandangan yang berbeda dengan kebanyakan orang dalam menaggapi 2 film diatas. Saya lebih menyukai Cloverfield yang buat saya lebih menegangkan dibanding Paranormal Activity yang buat saya lebih kearah membosankan. Dan kali ini muncul film denagn mockumentary tapi menawarkan tema yang berbeda, yaitu pengusiran setan. Tentu film bertema pengusiran terbaik adalah yang rilis tahun 70an dulu yaitu "The Exorcist". Untuk melebihi film legendaris itu jelas berat, tapi dengan teknik pengambilan gambar yang mencoba realistis ini, apa The Last Exorcism setidaknya mampu mendekati ketegangan pendahulunya?

Cotton Marcus adalah pendeta muda yang diakui kehebatannya dalam menarik perhatian jemaah. Diluar itu dia juga dikenal sebagai "pengusir setan" yang handal. Tapi ternyata semua yang dia lakukan hanyalah kebohongan dan bukan betulan mengusir setan. Semua itu dia lakukan untuk menghidupi keluarganya, khususnya sang putra yang mengalami cacat. Marcus sendiri sedang menghadapi krisis keimanan. Dia mulai lebih percaya kepada hal berbau ilmiah dan emdis dibanding yang berbau spiritiual dan gaib. Samapai suatu hari dia memutuskan berhenti setelah membaca berita tentang seorang anak yang juga cacat seperti anaknya mati karena proses pengusiran setan. Sebelum berhenti dia berniat melakukan prosesi pengusiran setan terakhirnya yang kali ini dia mencoba merekam proses itu bersama 2 orang kru sekaligus memperlihatkan bahwa semua proses pengusiran setan adalah bohong.