THOR (2011)

Tidak ada komentar
Rangkaian Marvel Cinematic Universe yang akan berujung pada bergabungnya para superhero di "The Avengers" tahun 2012 nanti kembali berlanjut. Setelah 2 film Iron Man dan satu film milik Hulk, kali ini giliran Thor si dewa petir yang mendapat giliran untuk melengkapi timeline cerita Marvel. Seperti yang sudah kita tahu pada post-credits scene "Iron Man 2" diperlihatkan agen Phil Coulson (Clark Gregg) menemukan sebuah benda misterius yang terjatuh di sebuah gurun di New Mexico. Seperti yang sudah kita tahu juga bahwa benda tersebut adalah Mjolnir yang tidak lain adalah palu yang jadi senjata milik Thor. Nah, film ini menceritakan bagaimana palu tersebut bisa sampai di Bumi dengan kata lain diwaktu sebelum scene tersebut dan apa yang terjadi sesudah kejadian tersebut.

Dahulu kala makhluk yang disebut Frost Giant yang berasal dari sebuah dunia atau dimensi kegelapan bernama Jotunheim berusaha menginvasi Bumi. Untung pasukan para Dewa dari Asgard yang dipimpin Odin (Anthony Hopkins) berhasil mengalahkan mereka. Hampir 3 milenium berlalu dan para manusia jelas sudah melupakan keberadaan dewa Asgard dan frost giants dan menganggap mereka sebagai dongeng anak-anak. Tapi sesungguhnya mereka masih ada, dan Odin yang menjadi raja kini sudah mulai menua sehingga ia mulai menimbang-nimbang antara kedua anaknya, yaitu Thor dan Loki untuk menggantikannya.

Tidak ada komentar :

Comment Page:

DIARY OF A WIMPY KID: RODRICK RULES (2011)

1 komentar
Film "Diary of a Wimpy Kid" yang dirilis tahun 2010 lalu sebenarnya adalah sebuah film yang unik. Komedi yang ditampilkan cukup kreatif, dan penggabungan visualisasi yang menarik dengan memasukkan gambar-gambar dari novelnya. Tapi sayangnya film itu dipenuhi oleh karakter-karakter menyebalkan. Celakanya karakter paling menyebalkan justru datang dari tokoh utama film tersebut, siapa lagi kalau bukan Greg. Greg terlihat menyebalkan karena kepribadiannya yang sok tahu, sok jago padahal dia tidak bisa apa-apa dan hanyalah pecundang. Maka dari itu saat Rodrick sang kakak (yang karakternya seolah hanya menggambarkan sosok anak nakal tanpa ada rasa persaudaraan dengan adiknya) selalu menjahili Greg, saya sama sekali tidak merasa simpatik padanya.

Kini sekuelnya dengan tajuk "Rodrick Rules" dibuat hanya selang setahun dari film pertamanya yang meraih kesuksesan secara komersil dengan sutradara yang berbeda dan minus Chloe Moretz. Padahal Chloe Moretz adalah salah satu karakter terbaik dan paling tidak menyebalkan di film pertamanya. Jelas dengan berbagai hal diatas ekspektasi saya akan sekuelnya makin rendah. Kali ini Greg (Zachary Gordon) sudah naik ke kelas tujuh. Tentu saja dia masih terlihat sok tahu dan masih berteman dengan Rowley (Robert Capron). Untungnya Greg sudah berhasil melepaskan kutukan cheese touch dan membuatnya tidak lagi dijauhi orang-orang. Tapi kesialan masih saja menghampirinya khususnya dari sang kakak, Rodrick (Devon Bostick) yang terus mengganggunya. Tapi kali ini kedua orang tua mereka sudah merasa permusuhan kakak beradik ini kelewat batas dan berusaha mendamaikan mereka dengan beberapa cara khususnya dengan strategi dari sang ibu (Rachel Harris).

1 komentar :

Comment Page:

THE LINCOLN LAWYER (2011)

Tidak ada komentar
Sekali lagi saya mendapatkan ekspektasi cukup tinggi yang saya berikan kepada sebuah film berhasil dipuaskan bahkan film tersebut tidak hanya berhasil memenuhi ekspektasi saya, tetapi sedikit melebihinya. Begitulah "The Lincoln Lawyer". Sebuah film yang saya harapkan menawarkan sebuah kisah drama persidangan yang berisi adu argumen cerdas dan penyelidikan menarik dimana saya sudah bersiap untuk menghadapi segala "bahasa asing" dalam istilah hukum ternyata malah menyuguhkan sebuah thriller yang jauh lebih menarik, cerdas dan untungnya jauh lebih ringan dari perkiraan saya dimana tidak ada istilah asing yang memusingkan.

Mickey Haller (Matthew McConaughey) adalah seorang pengacara yang memang mempunyai tingkat keeberhasilan yang tinggi dalam menangani sebuah kasus. Tapi pengacara yang dalam kesehariannya menaiki mobil Lincoln yang disupiri oleh Earl (Laurence Mason) ini bukan pengacara yang mau sukarela membantu klien. Untuk mendapatkan jasanya, tiap klien harus bersedia membayar dengan harga yang tidak murah. Mickey tidak pedulia apakah dia membela orang yang bersalah atau tidak, yang penting uang selalu masuk ke sakunya. Sampai datang sebuah kasus yang menjanjikan uang besar untuk Mickey. Kasus tersebut adalah tuduhan perkosaan dan tindak kekerasan yang dilakukan oleh Louis Roulet (Ryan Phillippe) terhadap seorang PSK bernama Regina Campo (Margarita Levieva). Kasus tersebut ternyata menjadi sebuah kasus yang cukup berat dan penuh intrik.

Tidak ada komentar :

Comment Page:

PIECES OF APRIL (2003)

Tidak ada komentar
Ada kalanya sebuah film nyaris sedikit lagi untuk masuk kategori bagus dan memuaskan tapi akibat beberapa hal yang maunya membuat film jadi lebih menarik tapi malah berakibat film tersebut menjadi kurang menarik. Kurang lebih itulah yang terjadi pada "Pieces of April" garapan sutradara Peter Hedqes ini. Ide cerita yang sederhana sebenarnya sudah berhasil dirangkum dengan begitu kreatif menjadi sebuah hal yang unik dan berpotensi jadi tontonan menarik sekaligus menyentuh.

April (Katie Holmes) yang tinggal sendiri dan berpisah akibat keluarganya akibat konflik yang terjadi khususnya dengan sang ibu, Joy (Patricia Clarkson). April sendiri memang terlihat ingin hidup bebas. Kini dia sedang berusaha memperbaiki hidup dan hubungannya dengan keluarganya. Bersama dengan sang kekasih, Bobby (Derek Luke) mereka mengundang keluarga April untuk merayakan Thanksgiving di apartemen mereka yang kecil. Tapi ternyata hari yang diharapkan menjadi perbaikan hubungan tersebut ternyata tidak berjalan lancar. April bermasalah dengan kalkun yang dia masak. Sementara itu perjalanan keluarga April menuju apartemen April juga dipenuhi masalah khususnya dari tingkah laku sang ibu yang sepertinya masih tidak rela memaafkan April.

Tidak ada komentar :

Comment Page:

JUSTIN BIEBER: NEVER SAY NEVER (2011)

Tidak ada komentar
Justin Bieber dan Twilight punya kesamaan, yaitu keduanya sama-sama mendapat kesuksesan global yang luar biasa, tapi disisi lain mereka juga mendapat cemoohan yang tidak sedikit dari orang-orang khususnya kaum pria. Well, saya sendiri bukan golongan Twi-haters ataupun Bieber-haters. Untuk Justin Bieber saya malah menyukai lagu-lagunya yang saya akui asyik untuk didengar. Untuk kepribadian sang bintang sendiri saya tidak terlalu suka setelah mendengar pemberitaan dari media massa yang memperlihatkan dia mulai melupakan asal-usulnya. Tapi toh itu pemberitaan media yang mungkin dilebih-lebihkan dan saya tetap tidak terejrumus menjadi pembenci Bieber.

Walaupun begitu saya tetap agak memandang sebelah mata film biopic-dokumenter dari Bieber ini. Okelah Bieber meraih popularitas yang fenomenal dalam waktu tidak sampai 2 tahun dan menggelar konser di 'Madison Square Garden' dan hebatnya tiket konser tersebut ludes hanya dalam 22 menit! Tapi untuk membuat sebuah biopic saya merasa ini seperti langkah aji mumpung supaya filmnya laris. Apalagi film ini berformat 3D yang tentunya membuat tiketnya lebih mahal dan sudah dipastikan laris manis karena gadis-gadis fans Bieber apsti rela merogoh kocek dalam-dalam guna menyaksikan bintang kesayangan mereka di layar lebar. Tapi sekali lagi apakah pantas film biopic untuk Bieber mengingat musisi legendaris saja banyak yang belum punya biopic.

Tidak ada komentar :

Comment Page:

AMELIE (2001)

2 komentar
Melihat poster filmnya yang memajang sosok Audrey Tautou sebagai Amelie sekilas mengingatkan saya pada sosok Ibu Dara dari film "Rumah Dara". Wajah pucat, tatapan mata tajam, baju merah dan tidak lupa senyuman misterius. "Apakah ini film horror atau thriller?" saya pikir. Tapi bukan, dan "Amelie" justru menjadi salah satu film paling cerah, paling melegakan dan membahagiakan yang pernah saya tonton. Sebuah film yang mengajak penontonnya untuk bisa berbahagia dalam hidupnya atau setidaknya merasakan kebahagiaan dan kesenangan selama 2 jam film ini berjalan.

Amelie Poulain (Audrey Tautou) adalah gadis yang semenjak kecil tidak memiliki pergaulan luas dan selalu berada didalam rumah. Itu disebabkan salah diagnosa sang ayah yang mengira Amelie menderita kelainan jantung dan membuatnya "mengurung" sang anak didalam rumah. Kesendirian itu membuat Amelie tumbuh menjadi pribadi yang agak introvert dan mempunyai imajinasi yang sangat tinggi. Sampai suatu hari secara tidak sengaja Amelie menemukan sebuah kotak berisi mainan yang sudah tersimpan sekitar 50an tahun di apartemen yang sekarang dia tinggali. Amelie memutuskan mencari sang pemilik kotak dan berusahamengembalikan kenangan masa kecil orang tersebut. Keberhasilan membuat orang itu bahagia sekaligus terharu membuat Amelie bertekad mengabdikan hidupnya untuk membantu dan membahagiakan orang-orang disekitarnya. Tapi rasanya Amelie malah kesulitan dalam memberikan kebahagiaan bagi dirinya sendiri.

2 komentar :

Comment Page:

THE ROOMMATE (2011)

Tidak ada komentar
Setiap film punya hakikatnya masing-masing. Hakikat disini maksudnya adalah bagaimana film itu seharusnya menimbulkan reaksi pada orang yang menonton. Action akan membuat penonton terpacu adrenaline-na dengan berbagai adegan yang seru. Romance membuat penonton merasakan sisi romantisme yang mengikat dalam film tersebut. Komedi harus bisa memancing tawa penonton. Horror diharuskan menakut-nakuti penonton. Sedangkan thriller adalah film yang bertujuan untuk menimbulkan perasaan tegang yang akan membuat jantung penonton berdebar dan harap-harap cemas menanti adegan selanjutnya. Tapi bagaimana jadinya kalau sebuah film thriller justru menghasilkan yang sebaliknya, yaitu malah membuat penonton (baca: saya) menjadi kebosanan? Jelas itu artinya film tersebut adalah film yang gagal, dan "The Roommate" ini masuk kategori tersebut.

Sara (Minka Kelly) yang datang dari kota kecil ke L.A. dengan cita-cita menjadi desainer kelas atas baru saja masuk kedalam asrama tempat dia berkuliah. Disana dia tidak kesulitan mendapat teman baru, salah satunya Tracy (Aly Michalka), seorang gadis pirang yang gemar berpesta di club. Ajakan pesta dari Tracy yang itulah yang mempertemukan Sara dengan penggebuk drum dari sebuah band lokal yang sedang manggung disana, Stephen (Cam Gigandet) dimana mereka sama-sama menyukai. Sebuah awal yang indah bagi Sara sampai sepulangnya dia ke asrama rekan sekamarnya baru saja tiba disana. Dia adalah Rebecca (Leighton Meester), seorang gadis yang memberikan kesan ramah dan hobi menggambar. Sara dan Rebecca makin dekat dan saling berbagi rahasia dan hal pribadi. Sampai lama kelamaan Rebecca makin terlihat overprotective pada Sara dan berusaha menyingkirkan orang-orang yang ada disekitar Sara.

Tidak ada komentar :

Comment Page:

HANNA (2011)

1 komentar
Kisah tentang seorang gadis yang dilatih menjadi pembunuh berdarah dingin yang bertujuan melakukan balas dendam kembali diangkat. Biasanya film macam itu selain menjual adegan aksi tentunya menjual kecantikan dan sisi sensualitas bintang utamanya yang dipadukan dengan kesadisan yang akan menciptakan kenikmatan tersendiri khususnya bagi penonton pria. Tapi bagaimana kalau tokoh utamanya bukanlah gadis seksi macam Angelina Jolie tetapi gadis remaja yang baru berusia 17 tahun macam Saoirse Ronan? Well, tentunya teknik pendekatan yang dilakukan haruslah berbeda. Saya berharap tokoh yang dia peranhkan akan memiliki karakterisasi yang mirip dengan Hit Girl-nya Chloe Moretz walaupun tidak berharap sampai sesadis itu tapi paling tidak menyaksikan sesosok gadis yang dari luar begitu polos tapi sebenarnya merupakan mesin pembunuh mematikan adalah hal yang mengasyikkan dalam film.

Hanna (Saoirse Ronan) adalah gadis berusia 15 tahun yang dari luarnya tampak polos dan biasa saja. Tapi dibalik itu semua dia memiliki kemampuan fisik dan teknik menggunakan berbagai macam senjata yang luar biasa. Hal itu adalah hasil tempaan ayahnya, Erik (Eric Bana) yang selama ini selalu melatih Hanna dan membawanya untuk menghabiskan hidupnya di pedalaman hutan yang terpencil. Ternyata segala hal itu dilakukan untuk menjadikan Hanna sebagai mesin pembunuh sempurna guna menghabisi nyawa Marissa Wiegler (Cate Blanchett) yang merupakan seorang anggota CIA yang juga terlibat dalam kematian ibunya yang membuat sang ayah dituduh sebagai pembunuhnya. Maka dimulailah petualangan Hanna untuk pertama kalinya keluar dari persembunyian untuk memburu Marissa. Tapi sehebat apapun Hanna masihlah anak kecil yang polos dan belum mengenal dunia yang luas.

1 komentar :

Comment Page:

SEVEN SAMURAI (1954)

10 komentar
Akhirnya saya berkesempatan menonton film karya Akira Kurosawa, dan film pertama dari sineas legendearis Jepang tersebut yang saya tonton adalah "Seven Samurai". Tentunya semua penyuka film setidaknya pernah mendengar tentang film ini. Saya sendiri malah sudah menonton remake-nya yang dibuat Hollywood dengan judul "The Magnificent Seven" yang rilis 6 tahun setelah film originalnya. FYI film ini dianggap sebagai salah satu film terbaik sepanjang masa sekaligus film yang punya pengaruh cukup besar pada perkembangan perfilman tidak hanya di Jepang tapi juga di seluruh dunia.

Alkisah di sebuah desa yang penduduknya bekerja sebagai petani sering terjadi perampasan yang dilakukan oleh sekelompok bandit yang terdiri dari 40 orang. Tidak hanya harta benda sekaligus makanan yang dirampas, tapi juga gadis-gadis desa ikut dibawa pergi oleh bandit-bandit tersebut. Penduduk desa yang sudah tidak tahan ingin melawan tapi sadar bahwa mereka hanya petani dan tidak akan sanggup menandingi bandit kejam tersebut. Atas saran tetua desa, 4 orang penduduk desa pergi kekota untuk merekrut samurai yang mau melindungi mereka dengan bayaran kecil.

Bayaran yang kecil memang mepersulit pencarian mereka. Sampai disaat rasa frustasi sudah menghampiri mereka bertemu dengan Kambei Shimada (Takashi Shimura) seorang samurai dengan kemampuan tinggi yang mereka lihat mau menolong orang tanpa imbalan besar. Walaupun awalnya menolak, karena kasihan melihat penderitaan warga desa tersebut Kambei akhirnya menerima tawaran tersebut. Setelah menyusun strategi dasar, diputuskan bahwa mereka akan merekrut 6 orang samurai lagi sehingga nantinya akan lengkap 7 samurai yang akan melindungi desa tersebut dari serbuan para bandit.
Selama nyaris 3,5 jam Akira Kurosawa menyuguhkan salah satu pengalaman menonton film paling mengesankan sepanjang hidup saya. Dalam melihat bagus atau tidak sebuah film, yang pertama saya lihat adalah apakah saya bosan atau setidaknya ada momen yang membuat saya sejenak memalingkan mata untuk beristirahat. Tapi "Seven Samurai" dengan durasinya yang begitu panjang tidak memiliki satupun momen seperti itu. Perasaan ini mengingatkan saya pada pengalaman menonton "The Godfather". Padahal selain durasinya lama, film ini masih merupakan film hitam putih, Bahkan dari segi sound, suaranya pun masih belum stereo. Tapi ditengah segala keterbatasan itu, rangkaian gambar yang disajikan Akira Kurosawa.

Dengan sangat luar biasa film ini menggabungkan secara seimbang antara drama dan adegan aksi super seru dan menegangkan. Padahal secara garis besar cerita film ini sudah saya ketahui dari melihat remake-nya dan melihat film yang mempunyai plot yang cukup mirip yang dirilis tahun lalu, "13 Assassins". Tapi sekali lagi hal itu sama sekali tidak membuat saya bosan. Rasanya setiap adegan punya daya tariknya sendiri. Salahs atu faktor yang bisa membuat itu terjadi adalah karakterisasi yang menarik dari setiap tokohnya, khususnya 7 samurai yang menjadi jagoan utama khususnya tokoh Kikuchiyo yang diperankan Toshiro Mifune yang dengan omongan dan tingkah lakunya tidak hanya mampu menghibur warga desa tapi juga penonton.

Hal positif lain yang membuat film ini begitu menarik bagi saya adalah karena kisahnya yang begitu membumi dalam artian cukup logis khususnya di bagian peperangan. Berbeda dengan "13 Assassins" yang terlalu 'wah' dan canggih atau "The Magnificent Seven" yang lebih menonjolkan machoisme, "Seven Samurai" meskipun epic tapi lebih bisa diterima nalar dan juga mempunyai hati. Apabila ada satu karakter terbunuh, setidaknya saya akan merasa bersimpatik. Saya juga sempat mengkritisi 2 film diatas yang menurut saya kurang memperhatikan jumlah perbandingan antara jagoan dan musuhnya supaya membuat filmnya terliaht lebih epic (keliahtannya musuh tidak habis-haibs). Tapi "Seven Samurai" membuat saya puas karena mereka memperhitungkan hal itu dengan cara menghitung jumlah pasukan musuh dan menyilangnya setiap ada 1 musuh yang berhasil dibunuh. Kalau dibandingkan remake-nya (yang termasuk bagus) film ini jauh lebih superior. Yak, "Seven Samurai" adalah salahs atu film terbaik yang pernah saya lihat. Sebuah 207 menit yang luar biasa!

10 komentar :

Comment Page:

PENGABDI SETAN (1980)

6 komentar
Tidak disangka 12 tahun sebelum saya lahir ternyata Indonesia pernah membuat film horror yang kualitasnya diakui tidak hanya didalam negeri bahkan diluar negeri sampai menyandang status cult diantara pecinta horror khususnya di Asia. Film yang diluar negeri dirilis dengan judul "Satan's Slave" ini memang sangat berpengaruh. Bahkan film ini sukses memberikan tren baru bagi film horror lokal yang satu itu lebih condong bertema agama Kristen atau Buddha menjadi Islam dengan menghadirkan kiai berilmu sakti di bagian klimaks atau akhir film untuk mengusir setan.

Sebuah keluarga baru saja mengalami kehilangan disaat sosok istri sekaligus ibu dalam keluarga tersebut meninggal dunia. Yang paling merasakan dampaknya adalah Tomi, si anak bungsu yang sampai-sampai belajar ilmu hitam karena kehilangan pegangan setelah kematian sang ibu. Kakaknya, Rita juga menghabiskan malamnya untuk pergi disko dan ber-ajojing ria bersama pacarnya, Herman. Sedangkan sang ayah sibuk dengan pekerjaannya. Hal itu masih belum ditamah munculnya kejadian-kejadian aneh yang menimpa mereka seperti salah satunya kemunculan sosok wanita menyeramkan yang mirip ibu mereka yang sudah meninggal. Untuk membuat rumah menjadi lebih kondusif, ayah mereka menggunakan jasa pembantu bernama Darminah. Tapi kedatangan Darminah yang misterius justru memperburuk suasana dimana kejadian aneh makin banyak terjadi.
Opening film ini adalah salah satu opening yang paling bikin saya merinding bahkan berhasil membatalkan niat saya untuk menonton film ini pada tengah malam. Oke, film ini memang dibuka dengan adegan pemakaman dengan tata cara Islam dilanjutkan dengan pembacaan Yasiin dan bukan berarti saya menganggap kegiatan mengaji adalah hal yang menyeramkan, tapi yang membuat saya seram adalah suasana yang dibangun. Adegan tentang kematian dalam film horror tingkat keseramannya buat saya tidak tergantung pada seberapa sadis tapi bagaimana suasana yang dibangun, dan adegan pemakaman ini yang notabene sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari sukses membuat saya merinding ngeri.

Setelah itu yang disajikan pada kita adalah sebuah sajian horror yang disajikan secara ikhlas oleh pembuatnya murni untuk membuat film horror bermutu yang bertujuan untuk menakuti penontonnya dan bukan hanya mencari sisi komersialitas belaka. Oke, kalau dilihat sekarang alias 31 tahun setelah filmnya dirilis memang sangat banyak kekurangan dari film ini mulai dari akting yang kaku dan tidak pas, efek dan make up yang masih sederhana(tapi tetep ngeri), plot yang terlalu banyak lubang, sampai kekurangan dalam segi teknis. Salah satu kesalahan yang paling saya ingat adalah adegan Herman naik motor yang tiba-tiba helmnya berubah jenis. Tapi itu karena kita melihatnya dari jaman sekarang. Jika menjadi penonton dimasa itu saya yakin film ini sudah amat sangat menyeramkan. Lagipula beberapa plot hole dan kesederhanaan efek dan berbagai kesalahan lainnya terasa bagaikan sebuah humor yang terselip diantara keseraman yang ditawarkan.

6 komentar :

Comment Page:

LIMITLESS (2011)

4 komentar
Film ini menyinggung masalah kinerja otak manusia yang "katanya" hanya sanggup memakai otaknya hingga presentase 20% walaupun pernyataan tersebut cukup banyak yang menyangkal. Dalam "Limitless" diceritakan ada obat bernama NZT yang mampu membuat penggunanya menggunakan kapasitas otak sampai 100%. Setelah melihat film ini saya rasa "Limitless" juga butuh mengkonsumsi NZT karena dari yang saya lihat walaupun  diatas 20% tapi film garapan sutradara Neil Burger ini masih jauh dari 100% dalam hal memanfaatkan potensinya. Padahal dengan premise yang menarik dan aktor kelas atas, seharusnya dengan eksekusi maksimal film ini bisa menjadi salah satu yang paling menarik tahun ini.

Eddie Morra (Bradley Cooper) sedang mengalami kondisi yang sangat berantakan dalam hidupnya. Karirnya sebagai penulis diujung tanduk karena sampai sekarang dia masih belum berhasil menuliskan satu katapun. Kehidupan cintanya juga berantakan saat Lindy (Abbie Cornish) yang adalah pacarnya memilih meninggalkan Eddie. Dalam kondisiitulah secara tidak sengaja Eddie bertemu dengan mantan adik iparnya, Vernon (Johnny Withworth) yang lalu memberinya NZT, sebuah obat yang diyakini mampu meningkatkan kinerja otak hingga 100%. Hal itu memang terbukti pada diri Eddie.

Buku yang ditulisnya bisa selesai dengan begitu cepat, dia bisa menyelesaikan segala masalah dengan mudah, bahkan kini Eddie menjadi salah satu pemain saham tersukses. Singkat kata hidupnya yang tadinya buram kini menjadi sangat cerah, apalagi sang kekasih sudah kembali kepadanya. Kini Eddie bermitra dengan Carl Van Loon (Robert De Niro) dalam bisnisnya yang membuat mereka menjadi sukses besar. Tapi Eddie kini menjadi sangat bergantung pada NZT, padahal obat itu ternyata mempunyai efek samping yang sangat berbahaya bagi Eddie. Bukan hanya itu, disekitar Eddie juga ada pihak-pihak yang mencoba menguasai NZT yang dia punya dan berusaha membunuhnya.
Apa yang ditampilkan "Limitless" mungkin bukanlah sebuah science fiction yang punya dasar science yang kuat dan saya rasa sutradara Neil Burger harusnya paham hal tersebut. Karena itu gunakanlah faktor kekurang akuratan sisi science tersebut untuk menciptakan sebuah hiburan yang efektif. Ingat film Bradley Cooper sebelumnya, "The A-Team"? Film itu menghadirkan segala macam adegan action yang jelas-jelas tidak mungkin. Tapi pengemasannya yang sekalian gila membuat filmnya menghibur. Hal itulah yang tidak dimiliki "Limitless". Alih-alih mencoba membuat hiburan maksimal, film ini malah kadang mencoba menjadi film serius dengan menjajal ranah perdagangan saham. Jangan coba-coba menggabungkan science fiction menghibur tapi juga cerdas dengan tema yang serius (baca: berat) jika bukan Nolan atau Duncan Jones (sedikit lebay)

Kekurang maksimalan itulah yang membuat film ini nanggung juga dalam urusan menghibur penonton. Awalnya memang menarik melihat Eddie yang berantakan perlahan menjadi sukses lalu kemudian menemukan ada yang tidak beres dalam obat itu. Tapi disaat plot itu mulai mencoba menjadi "pintar" bahkan mengulang beberapa adegan seperti Eddie yang kembali berantakan lalu sukses lagi saya rasa itu menjadi membosankan. Untung menjelang paruh akhir film kembali menarik bahkan sempat cukup menegangkan. Seperti yang dikatakan Vernen bahwa NZT akan makin manjur kalau pada dasarnya sang pengguna sudah pintar, film ini punya potensi kuat menjadi sangat baik karena dasar premise-nya sudah menarik diluar ketidak logisannya. Tapi sekali lagi masih kurang maksimal.

Jajaran cast yang ada cukup baik. Bradley Cooper menjalani peran yang karakterisasinya tidak jauh beda dengan perannya sebagai Peckman (The A-Team) atau Phil (The Hangover), bahkan seperti gabungan keduanya. Yaitu pria tampan berkharisma yang harus berurusan dengan banyak pihak yang membahayakan nayawanya dan dia bermasalah dengan kesadarannya. Bedanya, kali ini Bradley Cooper mendapat porsi yang lebih banyak, sehingga dia bisa memperlihatkan kharisma yang cukup bagus. Begitu pula dengan Robert De Niro yang terlihat sebagai satu-satunya orang yang sanggup menyaingi kharisma dan wibawa Bradley Cooper.

Salah satu penyelamat terbesar film ini adalah sajian visual yang menuntun jalannya cerita serta memberi gambaran-gambaran mengenai dampak NZT pada tubuh Eddie yang digambarkan dengan visualisasi yang sangat menarik. Begitu pula openingnya yang menarik dan sempat membuat saya berharap banyak pada film ini secara keseluruan. Sungguh sangat disayangkan, seharusnya "Limitless" mampu menjadi sebuah film berpredikat "sangat bagus" tapi akibat kurang maksimal dalam eksekusi.

4 komentar :

Comment Page:

IN THE MOOD FOR LOVE (2000)

Tidak ada komentar
Film yang menyoroti kehidupan rumah tangga selalu punya sisi yang dalam untuk ditelusuri. Tahun 2010 lalu memunculkan beberapa film bertema tersebut dan saya menonton "Rabbit Hole" dan "Blue Valentine". Keduanya sama-sama mengangkat isu bahwa "Pernikahan itu tidak mudah" dalam kasus yang berbeda. "Rabbit Hole" mengenai krisis rumah tangga yang diakibatkan perasaan stress dan bersalah akibat kehilangan anak, sedangkan "Blue Valentine" mengisahkan krisis disaat sudah tidak ada lagi rasa cinta diantara dua sejoli yang menjalin pernikahan. Tepat 10 tahun sebelum kedua film itu rilis, sutradara kawakan Wong Kar-wai juga merilis film mengenai pernikahan yang punya sudut pandang dan isu yang berbeda. Yang dia angkat adalah mengenai perselingkuhan.

Film yang berlatar tahun 60an tepatnya dimulai tahun 1962 ini mengisahkan tentang 2 orang yang sama-sama sudah berkeluarga yaitu Mr. Chow (Tony Leung) dan Mrs. Chan (Maggie Cheung) yang sama-sama baru pindah ke sebuah apartemen atau lebih tepatnya seperti kamar dimana keduanya menjadi tetangga yang bersebelahan. Keduanya juga punya persamaan dalam pernikahan mereka, yaitu sama-sama jarang berkumpul dengan pasangannya. Istri Mr.Chow sering kerja lembur bahkan tidak pulang. Sedangkan suami Mrs.Chan sering keluar negeri untuk urusan pekerjaan.

Tidak ada komentar :

Comment Page:

PIRATES OF THE CARIBBEAN: ON STRANGER TIDES (2011)

Tidak ada komentar
Franchise POTC dan karakter Captain Jack Sparrow bisa dibilang adalah sebuah comfort zone bagi pihak Walt Disney selaku distributor dan Johnny Depp yang menjadi sang tokoh utama. Franchise ini adalah mesin pengeruk uang yang sangat menguntungkan. Tiga filmnya yang berhasil mengumpulkan pendapatan diatas $2 milyar dari peredarannya diseluruh dunia adalah bukti tak terbantahkan bahwa walaupun makin kesini filmnya makin dihajar kritik karena penurunan kualitas, petualangan sang kapten eksentrik terbukti sangat menjual. Untuk Depp sendiri, karakter Jack Sparrow yang sudah dia perankan 3 kali dan mengahsilkan 1 nominasi Oscar dan 2 Golden Globe menjadikan karakter itu sudah sangat lekat pada dirinya.

Karena itulah walaupun tanpa Orlando Bloom dan Keira Knightley serta sutradara Gore Verbinsky, film keempatnya ini tetap dibuat. Sebagai sutradara, Rob Marshall digaet. Sedangkan Penelope Cruz dijadikan "pendamping" bagi sang kapeten Jack. Cerita film ini masih melanjutkan akhir film ketiganya dimana Jack Sparrow yang kembali kehilangan kapal dan krunya oleh Captain Barbossa (Geoffrey Rush) sedang melakukan perjalanan mencari Fountain of Youth. Ditengah perjalanan dia bertemu kembali dengan wanita dari masa lalunya, Angelica (Penelope Cruz) yang juga mengarah ke tujuan yang sama dengannya. Pertemuan dengan Angelica membawa Jack keatas kapal seorang bajak laut yang paling ditakuti, Edward Teach alias Blackbeard (Ian McShane) yang juga mengincari mata air tersebut. Selain mereka, Barbossa yang kini berada di pihak angkatan laut Inggris juga mengarah ke tempat yang sama tapi dengan tujuan yang sepertinya berbeda.

Tidak ada komentar :

Comment Page:

FINDING NEVERLAND (2004)

Tidak ada komentar
Menyenangkan rasanya melihat film yang berisikan Johnny Depp memerankan peran orang normal dengan sangat baik walau tetap agak nyentrik ditemani oleh Kate Winslet yang walaupun bukan penampilan terbaiknya tapi aktingnya disini masih tergolong bagus. Tidak lupa film ini memberikan kesan "magical" tersendiri bagi penontonnya yang mau berimajinasi dan sejenak meninggalkan pikiran serius mereka sebagai orang dewasa dan menjadi bocah kembali dengan imajinasi yang tanpa batas sehingga pada akhirnya mereka akan menemukan "Neverland" yang dalam film ini tersaji dalam sebuah drama yang menyentuh sekaligus indah.

J.M. Barrie (Johnny Depp) baru saja menemui kegagalan pada pertunjukkan teater yang dia buat ceritanya dan dia sutradarai dimana pertunjukkan itu membuat penonton mengantuk dan dikritik buruk oleh para pengamat. Tidak mendapat dukungan moril yang cukup dari sang istri, Mary (Radha Mitchell), Barrie memilih berjalan-jalan sendirian bersama anjingnya ditaman. Disana dia bertemu dengan Sylvia (Kate Winslet) seorang janda yang mempunyai 4 putera.

Tidak ada komentar :

Comment Page:

X-MEN: FIRST CLASS (2011)

Tidak ada komentar
Setelah sempat tersiar kabar bahwa proyek selanjutnya dari franchise X-Men adalah "Origns: Magneto" atau "Origins: Deadpool", ternyata yang lebih dulu muncul malah "X-Men: First Class" yang bukan hanya menceritakan sejarah salah satu tokoh dalam X-Men tapi menceritakan asal muasal X-Men itu sendiri. Sebenarnya status film ini dalam franchise X-Men yang diangkat ke layar lebar tidak begitu jelas. Film ini sepertinya tidak memiliki universe yang sama dengan film-film sebelumnya mengingat ada beberapa karakter yang muncul dengan penokohan dan background yang berbeda. Menganggap film ini reboot juga kurang tepat karena pada kenyataannya film X4 dan X5 ada kemungkinan dibuat. Jadi sepertinya lebih tepat mengkategorikan film ini sebagai jalinan kisah baru dari adaptasi X-Men yang terlepas dari film-film lainnya.

Film ini bersetting pada 1962 dimana saat itu tengah terjadi perang dingin. Kemudian film berfokus pada masa muda 2 orang tokoh sentral yang membuat mutant terpecah menjadi 2 kubu, yakni Charles Xavier a.k.a Professor X (James McAvoy) dan Erik Lensherr a.k.a Magneto (Michael Fassbender). Keduanya punya background yang berbeda. Xavier adalah calon professor yang dikenal sebagai ahli mengenai mutasi gen manusia. Sedangkan Erik yang masa kecilnya menjadi korban hollocaust kini tengah mencari orang-orang yang bertanggung jawab atas hal itu termasuk kematian ibunya untuk  melakukan balas dendam khususnya pada Sebastian Shaw (Kevin Bacon).

Tidak ada komentar :

Comment Page:

JERMAL (2009)

Tidak ada komentar
Film ini menceritakan tentang kehidupan yang terjadi di Jermal. Bagi yang belum tahu, Jermal adalah sebuah tempat untuk menjaring ikan yang dibuat dari kayu-kayu dan berada di tengah laut. Di Jermal juga banyak terdapat anak-anak dibawah umur yang dipekerjakan. Film yang disutradarai oleh Ravi Bharwani, Rayya Makarim dan Utawa Tresno ini juga mengisahkan tentang kehidupan orang yang hidup dan sehari-harinya berada di Jermal. Tapi tidak hanya itu, film ini juga mengisahkan hubungan antara ayah dan anak yang terpisah lama dan kurang harmonis.

Jaya (Iqbal Manurung) yang ibunya baru saja meninggal pergi menuju jermal untuk menemui sang ayah, Johar (Didi Petet) yang sudah 12 tahun tidak pernah pulang karena sedang bersembunyi atas tindakan kriminal yang dulu pernah dia lakukan. Tapi sesampainya disana Jaya malah mendapati hal-hal yang tidak menyenangkan. Sang ayah merasa tidak mau mengakuinya dan hubungan mereka sangatlah canggung bahkan cenderung kearah permusuhan. Selain itu Jaya juga mendapat perlakuan yang tidak pantas alis di-bully oleh anak-anak yang tinggal di jermal. Tapi lama kelamaan Jaya mulai bisa beradaptasi dan berusaha mengetahui masa lalu apa yang disembunyikan sang ayah. Johar sendiri mulai mencoba menerima keberadaan Jaya walaupun itu tidak mudah baginya dan Jaya.

Tidak ada komentar :

Comment Page:

SENSE AND SENSIBILITY (1995)

2 komentar
Film yang diadaptasi dari novel berjudul sama karangan Jane Austen ini punya beberapa poin yang patut dicatat dan diingat dalam dunia perfilman. Yang pertama jelas film ini adalah perkenalan dunia terhadap sosok seorang Kate Winslet yang sampai sekarang dikenal sebagai salah satu aktris terbaik yang dimiliki Hollywood dimana melalui film ini Winslet meraih nominasi Oscar pertamanya sebagai "Best Supporting Actress". Kemudian sebuah catatan tersendiri juga didapat oleh Emma Thompson yang selain mendapat nominasi "Best Actress" dia berhasil membawa pulang piala untuk kategori "Best Adapted Screenplay" Hal itu menjadikan Thompson sebagai satu-satunya orang yang pernah memenangi Oscar dalam kategori akting dan penulisan naskah. Yang terakhir adalah tentang Ang Lee sang sutradara yang memulai karirnya di Hollywood lewat film ini dan langsung mendapat nominasi "Best Director" setelah 2 tahun berturut-turut filmnya selalu mendapat nominasi untuk "Best Foreign Language Film". Film ini sendiri mendapat nominasi "Best Picture".

Film ini bercerita tentang kehidupan Elinor (Emma Thompson) yang harus hidup sederhana bersama 2 orang adiknya, Marianne (Kate Winslet) dan Margaret (Emilie Francois) juga bersama sang ibu, Mrs. Dashwood (Gemma Jones) setelah ayahnya meninggal dunia dan mereka tidak mendapat uang santunan yang cukup. Bahkan rumah mereka kini menjadi milik John (James Fleet) dan istrinya yang kikir dan sombong, Fanny (Harriet Walter). John adalah anak Mr. Dashwood hasil dari pernikahannya yang pertama.

2 komentar :

Comment Page:

MADAME X (2010)

Tidak ada komentar
Perfilman kita beberapa tahun terakhir bukan hanya kering film berkualitas tapi juga kering dalam inovasi genre film yang diangkat. Jika tidak drama pastilah horror atau komedi sex. Mungkin beberapa film berkualitas sudah berusaha menjamah area lain tapi pada dasarnya masih ber-genre drama atau romance. Untungnya orang-orang seperti Lucky Kuswandi dan produser Nia Dinata masih bersedia untuk bereksplorasi dalam kreasi film terbaru mereka ini. Mereka mengangkat tema superhero yang memang sudah mati suri di perfilman Indonesia. Bahkan superhero yang mereka angkat bukan superhero biasa tapi bisa dibilang "transgender superhero" karena jagoannya adalah seorang banci.

Adam (Amink) adalah banci yang bekerja di sebuah salon bersama dua sahabatnya, Cun Cun (Fitri Tropica) dan seorang banci juga bernama Aline (Joko Anwar). Di hari ulang tahunnya yang dirayakan kecil-kecilan, Adam mendapat seorang pelanggan bernama Bunda Lilis (Sarah Sechan). Saat itulah Bunda Lilis yang punya kemampuan meramal melarang Adam untuk mempelajari sebuah tarian misterius yang nantinya akan membahayakan nyawanya sendiri. Mesikpun begitu Adam tidak terlalu memikirkan ramalan tersebut. Malam harinya, mereka bertiga memilih dugem di sebuah club khusus waria.

Tidak ada komentar :

Comment Page:

FAST FIVE (2011)

Tidak ada komentar
Tepat 10 tahun sejak franchise "The Fast and the Furious" mulai berpacu, film kelimanya resmi dirilis dengan masih menampilkan Vin Diesel dan Paul Walker sebagai bintang utama serta disutradarai oleh Justin Lin yang dengan film ini sudah mengarahkan 3 film terakhir franchise ini. Kali ini Dwayne Johnson juga ikut bermain di film ini. Bukan hanya itu, "Fast Five" juga menampilkan tokoh-tokoh yang di installment sebelumnya sudah muncul dan memegang peranan penting. Bisa dibilang ini adalah super team.

Film ini mengambil setting lokasi di Rio de Janeiro dimana Dom (Vin Diesel) bersama sahabat dan adiknya, O'Conner (Paul Walker) dan Mia (Jordana Brewster) berusaha untuk membangun kehidupan mereka kembali pasca pelarian Dom dari penjara. Disana mereka mendapat bantuan dari teman lama Dom, Vince (Matt Schulze) dalam sebuah pekerjaan mencuri mobil yang dijanjikan akan menjadi pekerjaan yang mudah dan mendatangkan banyak uang. Tapi ternyata pekerjaan itu tidak selancar yang diperkirakan setelah Herman Reyes (Joaquim de Almeida) yang merupakan drug dealer besar dan penguasa dunia hitam di Rio menjebak mereka.

Tidak ada komentar :

Comment Page:

GREEN LANTERN (2011)

Tidak ada komentar
Bicara tentang adaptasi komik DC ke film tidak banyak yang bisa dibanggakan dalam artian sedikit yang sukses. Diluar Superman dan Batman praktis tidak ada yang sukses karena memang jumlah superhero yang diadaptasi masih sangat sedikit. Sebuah hal yang aneh mengingat superhero yang bukan masuk golongan kelas A macam Supergirl, Steel, Watchmen, Catwoman sampai Jonah Hex sudah dibuatkan film tapi superhero macam Flash, Green Lantern, Aquaman bahkan Wonder Woman belum juga punya film. Disaat saingan DC, yaitu Marvel sudah punya universe dunia perfilman yang bisa dibilang unik dan kreatif dan akan berujung pada "The Avengers" tahun depan, DC masih tidak jelas, jangankan untuk mengangkat Justice League ke layar lebar, Superman yang notabene adalah superhero utama dari DC saja baru akan di-reboot tahun depan.

Untungnya di 2011 ini DC memunculkan film yang mengangkat salah satu superhero andalan mereka, yaitu "Green Lantern". Proyek ini cukup menjanjikan melihat bujet $200 juta yang dikeluarkan sebagai biaya produksi. Belum lagi sosok-sosok yang terlibat macam sutradara Martin Campbell (Casino Royale) sampai aktor kelas atas macam Ryan Reynolds dan Mark Strong. Jelas film ini salah satu yang paling ditunggu tahun ini. Film ini mengisahkan tentang Hal Jordan (Ryan Reynolds) yang merupakan pilot yang nekat dan suka bertindang diluar batas. Saat itu dia baru saja menjatuhkan salah satu pesawat jet yang dia tumpangi yang nyaris merenggut nyawanya juga.

Tidak ada komentar :

Comment Page:

THE ADJUSTMENT BUREAU (2011)

Tidak ada komentar
Penggila science fiction baik itu dalam bentuk novel ataupun film pasti sudah tidak asing dengan nama Philip K. Dick. Berbagai karyanya baik dari novel ataupun short story sudah banyak dikenal dan diadaptasi ke layar lebar. Banyak film science fiction yang masuk kategori legendaris diadaptasi dari tulisan Dick, seperti "Blade Runner", "Total Recall", sampai "Minority Report". Dan ditahun 2011 ini satu lagi film yang diadaptasi dari short story karyanya yang berjudul "Adjustment Team" dan diadaptasi menjadi film berjudul "The Adjustment Bureau" yang disutradarai oleh George Nolfi dan dibintangi Matt Damon & Emily Blunt.

Film ini menceritakan perjalanan karir seorang David Norris (Matt Damon) yang merupakan politisi muda yang punya reputasi sangat baik dan karir yang cerah dimana dia sedang mencalonkan diri sebagai senat di New York. Tapi kemenangan David yang sudah didepan mata mendadak sirna disaat sebuah kesalahn yang pernah dia lakukan dulu kembali diekspose oleh media.

Tidak ada komentar :

Comment Page:

AKIRA (1988)

Tidak ada komentar
Film arahan sutradara Katsuihro Otomo yang diangkat dari manga berjudul sama. Sebagai film animasi, "Akira" dinilai punya impact yang cukup besar baik itu ditinjau dari perkembangan film animasi bahkan sampai keseluruhan dunia perfilman dunia. Bahkan akhir-akhir ini ramai diberitakan Hollywood berniat me-remake film ini dalam versi live action. Mungkin sudah banyak juga yang tahu kalau "The Matrix" juga cukup banyak terinspirasi akan film ini. Saya sendiri sempat salah menebak jalan cerita dari "Akira" karena dimana-mana film ini memperlihatkan sosok pria dengan motor besarnya, saya mengira film ini bercerita tentang balapan liar. Ternyata "Akira" lebih mengarah kepada tema science fiction + post apocalypse + tema agama.

Film ini ber-setting pada tahun 2019 di sebuah kota bernama Neo Tokyo. Kota itu adalah gambaran Tokyo 31 tahun setelah meletusnya perang dunia III. Kondisi Neo Tokyo sudah menjadi berantakan baik dari tampilan kota sampai isi penduduknya. Banyak pejabat korupsi sampai peperangan antar geng, khususnya geng motor. Kaneda dan Tetsuo juga adalah 2 orang sahabat yang terlibat dalam pertikaian antar geng motor. Dalam sebuah balapan antar geng, Tetsuo mengalami kecelakaan disaat dia melihat sesosok anak kecil berpenampilan aneh di tengah jalan. Tetsuo yang terluka parah dibawa pergi oleh sepasukan misterius untuk dilakukan eksperiman pada dirinya. Eksperimen untuk membangkitkan sebuah kekuatan besar yang konon dimiliki sosok bernama Akira yang berperan dalam ledakan nuklir yang menghancurkan Tokyo 31 tahun yang lalu. Kaneda dibantu beberapa kelompok anti pemerintah bekerja sama untuk menyelamatkan Tetsuo dan menghentikan kekuatan mengerikan yang disebut "kekuatan Tuhan" tersebut.

Tidak ada komentar :

Comment Page:

BATTLE: LOS ANGELES (2011)

Tidak ada komentar
Satu lagi film tentang invasi alien yang dibuat. Tapi tampaknya sineas Hollywood masih belum terlalu berani mengambil pendekatan layaknya "District 9" yang memperlihatkan sudut pandang yang berbeda dari sebuah film mengenai kunjungan alien ke Bumi. Kali ini sutradara Jonathan Liebesman membuat film invasi alien yang sekali lagi mengisahkan perjuangan umat manusia dalam menghadapi serangan alien. Film ini sendiri terinspirasi dari sebuah kejadian nyata yang terjadi pada tahun 1942 dimana saat itu langit Los Angeles dikejutkan oleh kemunculan benda angkasa tidak dikenal dan menimbulkan false alarm dimana kejadian itu lalu dikenal dengan sebutan "Battle of Los Angeles"

Film ini berpusat pada seorang veteran marinir berpangkat Staff Sergeant, bernama Michael Nantz (Aaron Eckhart). Nantz berniat untuk pensiun dari kehidupan militer yang sudah 20 tahun dia jalani. Beberapa waktu sebelumnya team yang dipimpin oleh Nantz di Irak tewas dan hanya menyisakan dirinya seorang. Hal itulah yang membuat Nantz menyimpan perasaan bersalah dan sering menjadi bahan perbincangan rekan dan bawahannya. Disaat dirinya sudah memutuskan pensiun, tiba-tiba ia mendapat panggilan tugas yang menyatakan kesatuannya membutuhkan bantuan Nantz. Ternyata saat itu dunia sedang digemparkan dengan jatuhnya meteor-meteor raksasa yang kemudian diketahui bersamaan dengan meteor tersebut turut pula alien-alien yang melakukan serangan kepada manusia. Saat itulah Nantz dan pasukannya harus mempertahankan kota Los Angeles dari invasi alien-alien tersebut.

Tidak ada komentar :

Comment Page:

SCHINDLER'S LIST (1993)

7 komentar
Sebagai seorang Yahudi nampaknya seorang Steven Spielberg merasa perlu untuk mengangkat tema hollocaust dalam filmnya. Setelah sebelumnya sudah sering mengangkat tema peperangan, akhirnya Spielberg dengan cukup berani mengangkat tema hollocaust dalam film ini yang nantinya akan jadi pendobrak dalam pakem pembuatan film hollocaust. Dan hasilnya adalah sebuah film yang dianggap bukan hanya sebagai salah satu karya terbaik Spielberg tapi juga salah satu yang terbaik dalam jagad perfilman sepanjang masa. Raihan 12 nomiansi Oscar dan memenangkan 7 diantaranya termasuk "Best Picture" dan "Best Director" bagi Spielberg sendiri adalah salah satu buktinya. Bujet $22 juta kembali berkali lipat saat film ini berhasil mengumpulkan total diatas $320 juta. Padahal film ini termasuk film yang "melelahkan" diikuti. Format "Schindler's List" adalah hitam-putih dan durasinya mencapai 195 menit atau lebih dari 3 jam.

Oskar Schindler (Liam Neeson) adalah pengusaha asal Jerman yang berharap bisa mendapat untung dalam bisnisnya selama perang dunia II. Saat itu Schindler menjalankan perusahaannya dengan memakai jasa para tahanan Yahudi dikarenakan biaya pembayarannya yang sangat murah. Schindler memang adalah oang yang ambisius dan nyaris rela melakukan apapun demi menegruk untung termasuk mendekati beberapa petinggi tentara Jerman atau Nazi untuk meraih kepercayaan mereka sehingga bisa memperlancar bisnisnya. Dengan bantuan Itzhak Stern (Ben Kngsley) akuntan yang juga seorang Yahudi yang pada awalnya tidak percaya dan kurang suka pada Schindler, ia mulai menjalankan bisnisnya. Tapi ternyata lama kelamaan Schindler mulai merasakan hal yang lain. Dia yang pada awalnya menolak menjadikan pabriknya sebagai penampungan kaum Yahudi mulai tergerak hatinya saat melihat kekejaman Nazi kepada orang-orang Yahudi.

7 komentar :

Comment Page:

BEASTLY (2011)

Tidak ada komentar
Film ini adalah bentuk sebenarnya dari modernisasi dari dongeng legendaris. Sebelumnya memang ada "Red Riding Hood", tapi sebenarnya film yang merekonstruksi ulang kisah gadis kerudung merah tersebut tidaklah sepenuhnya modernisasi karena setting waktunya juga masih menggunakan masa lalu. Sedangkan "Beastly" menggunakan setting jaman sekarang. "Beastly" juga sepertinya menjadi ajang selanjutnya bagi Alex Pettyfer untuk memantapkan posisinya sebagai idola baru gadis-gadis menyaingi Robert Pattinson setelah sebelumnya membintangi "I Am Number Four" kali ini bersama Vaness Hudgens dia kembali tampil sebagai sosok pria muda tampan yang bedanya kali ini dia harus tampil dengan wajah buruk rupa di amyoritas durasi film.

Kyle Kingston (Alex Pettyfer) adalah pemuda yang bisa dibilang nyaris sempurna. Dia memiliki wajah rupawan yang disukai wanita-wanita dan harta yang melimpah. Walaupun begitu, Kyle bukan orang yang mempunyai kepribadian serupawan wajahnya. Dia yang merasa "lebih" dari yang lain selalu merendahkan orang berpenampilan jelek ataupun miskin. Salah satu korban ejekan Kyle adalah Kendra (Mary-Kate Olsen) yang adalah gadis berpenampilan nyentrik dan seperti penyihir. Awalnya kendra masih mentolerir kepongahan Kyle, sampai akhirnya kesabaran Kendra habis. Kendra lalu memberikan kutukan sihirnya kepada Kyle yang mengubah Kyle menjadi sosok yang buruk rupa. Untuk menghentikan kutukan tersebut Kyle harus menemukan gadis yang mencintainya dan bersedia mengucapkan "I Love You" pada Kyle dalam jangka waktu setahun. Berhasilkah Kyle? Apakah Lindy (Vanessa Hudgens), seorang gadis sederhana yang ternyata tidak menganggap wajah buruk rupa Kyle sebagai sosok yang menyeramkan adalah cinta sejatinya?

Tidak ada komentar :

Comment Page:

CIN(T)A (2009)

Tidak ada komentar
Cin(t)a yang dibuat oleh sutradara Sammaria Simanjuntak adalah sebuah film yang sangat jelas bukan film yang sanggup dinikmati semua orang bahkan moviegoers sekalipun. Alasannya jelas terlihat dari banyak aspek yang ditampilkan. Dari cerita saja sudah bisa dibilang kontroversial yaitu mengenai cinta beda Agama dan memunculkan pertanyaan - pertanyaan mengenai maksud perbedaan yang dibuat oleh Tuhan kepada umat-umatNya. Dari gaya penceritaannya juga film ini termasuk unik dan tidak semua orang bisa mengikuti apalagi menikmatinya.

Cina (Sunny Soon) adalah seorang mahasiswa teknik arsitektur berumur 18 tahun yang merupakan keturunan chinesse dan batak. Cina juga adalah seorang penganut agama Kristen. Sedangkan Annisa (Saira Jihan) adalah sosok wanita yang mempunyai latar belakang yang jauh beda dengan Cina. Annisa yang juga mahasiswi teknik arsitektur adalah muslimah, beretnis Jawa, dan bekerja juga sebagai seorang aktris. Selain perbedaan-perbedaan tadi masih banyak juga hal yang membuat Cina dan Annisa sangatlah berbeda seperti Cina adalah mahasiswa pintar dan miskin, sedangkan Annisa bodoh tetapi kaya. Tapi pada dasarnya perbedaan Agama adalah jurang pemisah paling lebar antara mereka berdua.

Tidak ada komentar :

Comment Page:

CROUCHING TIGER, HIDDEN DRAGON (2000)

2 komentar
Film garapan sutradara Ang Lee (Brokeback Mountain, Sense and Sensibility) ini adalah satu dari sedikit film asing yang bisa mendapat banyak nominasi Oscar termasuk "Best Picture" setelah 3 tahun sebelumnya "Life is Beautiful" meraih hal yang sama. Selain itu, film yang dibintangi Chow Yun-fat, Michelle Yeoh dan Zhang Ziyi ini juga sering disebut-sebut sebagai salah satu film martial arts terbaik sepanjang masa. Ceritanya sendiri adalah gabungan dari action yang tentunya berisikan adegan-adegan kung fu dan drama yang mengetengahkan kisah cinta antar karakter. Dan Ang Lee terlihat berusaha menggabungksan dua hal tersebut secara berimbang. Cukup unik mengingat jarang sekali film kung fu macam ini yang punya unsur drama yang kuat.
Li Mu Bai (Chow Yun-fat) adalah seorang jago kung fu sekaligus ahli pedang yang namanya sudah dikenal. Dia selama ini melakukan perjalanan untuk memburu Jade Fox, seorang wanita yang dahulu telah membunuh guru dari Li Mu Bai. Tapi setelah sekian lama dia memutuskan untuk "pensiun" dari dunia persilatan dan meletakkan pedangnya karena dia selalu merasakan kesedihan yang teramat daripada ketentraman. Untuk itulah dia menyerahkan pedang pusaka yang dia miliki kepada adik seperguruannya, Yu Shu Lien (Michelle Yeoh) untuk diserahkan kepada Tuan Te (Sihung Lung) seorang pejabat yang juga teman lama Li Mu Bai. Shu Lien sendiri sudah lama mempunya perasaan lebih terhadap Li Mu Bai tapi merasa tidak sanggup menyatakannya. Padahal sebenarnya Li Mu Bai juga memendam perasaan yang sama. Setelah menyerahkan pedang itu kepada Tuan Te, ternyata tidak lama berselang pedang itu dicuri oleh wanita bertopeng yang misterius.
Boleh saja mayoritas orang mengatakan film ini luar biasa, salah satu yang terbaik sepanjang masa. Boleh saja seorang Roger Ebert memberikan nilai sempurna pada film ini. Boleh saja dari 146 reviewer RT, 142 diantaranya memuji-muji film ini, dan biarkan saya bergabung dengan 4 orang sisanya yang merupakan kaum minoritas. Well, sebenarnya saya tidak memasukkan film ini dalam kategori film buruk. Tapi saya juga tidak merasa film ini sehebat yang dibilang orang. "Crouchin Tiger, Hidden Dragon" ternyata tidak sebaik ekspektasi saya. Tapi pertama harus saya akui bagian Art Direction film ini memang juara (menang Oscar juga). Bagaimana seorang Tim Yip (art director) membuat segala adegan perkelahian di film ini menjadi sangat megah memang patut diacungi jempol. Yang paling hebat tentu adegan perkelahian Chow Yun-fat dan Zhang Ziyi dipuncak pohon bambu.

Kehebatan dan kemegahan adegan action tersebut sayangnya tidak diimbangi dengan porsi drama yang bisa membuat saya tersentuh. Ada dua kisah cinta yang disorot disini, yaitu antara Li Mu Bai-Yu Shu Lien dan Jiaou Long-Luo Xiaohu. Untuk Li Mu Bai-Yu Shu Lien, saya menangkap kedua pemainnya, Chow Yun-fat dan Michelle Yeoh sudah berakting cukup baik tapi nyawa dalam kisah cinta tersebut sama sekali tidak dapat saya rasakan. Momen dimana keduanya saling berbicara dan ngobrol seharusnya mampu membuat saya paling tidak merasakan kehangatan diantara mereka walaupun keduanya menutupi perasaan masing-masing. Dan itu diperparah dengan fakta bahwa saya menonton versi dubbing bahasa Inggris dan bukan yang berbahasa mandarin. Hal itu makin memperkaku hubungan mereka berdua. Saya mengantuk melihat interaksi keduanya.

Untuk kisah Jiaou Lung-Luo Xiaohu masih lebih baik dan membuat saya lebih betah dalam menyaksikan hubungan keduanya. Interaksi antara keduanya disajikan dengan lebih menghibur. Walaupun ada sedikit unsur "stockholm syndrome" dimana korban penculikan jatuh cinta pada yang menculik (sebenarnya Luo Xiaohu juga tidak menculik Jiao Lung sih) yang sebenarnya saya kurang suka, tapi masih lebih menarik dibanding Li Mu Bai-Yu Shu Lien. Sebenarnya hal ini dikarenakan faktor Zhang Ziyi juga yang buat saya masih lebih cantik daripada Michelle Yeoh walaupun karakternya kurang simpatik.

OVERALL: Menurut saya sih film ini overrated. Memang adegan action-nya megah dan menghibur, tapi diluar itu, film ini serasa lifeless. Tapi keseluruhan bukanlah film yang buruk.

2 komentar :

Comment Page:

CATATAN HARIAN SI BOY (2011)

2 komentar

Sebelum ini tercatat sudah 2 tokoh legenda film Indonesia yang dibuatkan film lagi setelah sekian lama absen. Yang pertama adalah Nagabonar dalam "Nagabonar Jadi 2" yang secara kualitas sangat pantas dibanggakan dimana Deddy Mizwar kembali menjadi Nagabonar. Sedangkan yang satu adalah Kabayan lewat "Kabayan Jadi Milyuner" dimana Kabayan tidak lagi diperankan oleh Didi Petet melainkan Jamie Aditya dan sayangnya film ini berkualitas kacrut. Kali ini satu lagi legenda film dikembalikan ke layar lebar, yaitu Boy. Saya sendiri bukan orang yang hidup di jaman Si Boy meraih jaman keemasan. Saat "Catatan Si Boy" memasuki film kelima saya bahkan belum lahir. Tapi saya tetap mengenal namanya yang melegenda karena dianggap sebagai perlambang anak muda idaman saat itu. Saya sendiri sempat menyaksikan 1 atau 2 filmnya walaupun secara cerita sudah agak lupa. Dan setelah 20 tahun absen, sutradra Putrama Tuta membuat film yang bisa dibilang regenerasi dan bukan remake atau reboot dari "Catatan Si Boy".

Film sudah dibuka dengan sebuah adegan balap mobil yang cukup seru dan tidak norak layaknya adegan kebut-kebutan mobil di mayoritas film lokal. Balapan tersebut melibatkan Satrio (Ario Bayu) yang sudah sering keluar masuk penjara akibat balapan tersebut, dan malam itu lagi-lagi dia tertangkap polisi. Disana Satrio bisa langusng bebas karena teman-temannya menebusnya (lagi). Satrio memang punya sahabat-sahabat baik macam Andi (Abimana), Nina (Poppy Sovia) dan Herry (Albert Halim). Mereka semua termasuk Satrio bekerja di bengkel mobil milik Nina. Di kantor polisi itu juga Satrio bertemu dengan gadis bernama Natasha (Carissa Puteri) yang baru pulang dari London.

2 komentar :

Comment Page: