TAXI DRIVER (1976)

Tidak ada komentar
Sebelum sering berkolaborasi dengan Leonardo DiCaprio, Martin Scorsese sudah lebih dahulu sering berkolaborasi dengan aktor lain, yaitu Robert De Niro dimana mereka secara total telah 8 kali melakukan kolaborasi. "Taxi Driver" ini adalah kolaborasi kedua mereka setelah "Mean Streets" 3 tahun sebelumnya. Lewat film ini jugalah De Niro mendapatkan nominasi Oscar pertamanya untuk "Best Actor" setelah 2 tahun sebelumnya memenangkan "Best Supporting Actor" dalam "The Godfather Part II". Dalam film yang memenangi pengahrgaan Palm Emas di Cannes ini jugalah nama Jodie Foster terangkat dan mendapat nominasi Oscar untuk "Best Supporting Actress".

Travis Bickle (Robert De Niro) adalah seorang mantan marinir yang mempunyai masalah dengan amnesia yang diidapnya. Hal itulah yang membuatnya selalu berkeliling kota pada malam hari dan menjumpai berbagai hal kotor yang dibencinya seperti jual beli drugs sampai pelacuran. Tapi ironisnya Travis juga sering menghabiskan waktunya dengan menonton film porno di bioskop. Pada akhirnya dia menggunakan waktunya di malam hari sebagai seorang supir taksi. Travis juga sempat menjalin hubungan dengan seorang wanita bernama Betsy (Cybill Shepherd) yang merupakan salah satu tim sukses dari salah seorang calon presiden. Selain itu Travis juga bertemu dengan seorang pelacur berusia 12 tahun bernama Iris (Jodie Foster) yang menggugah kesadaran Travis tentang berbagai kerusakan yang terjadi disana dan berusaha mengakhiri semuanya dengan jalannya sendiri.

Tidak ada komentar :

Comment Page:

MR. POPPER'S PENGUINS (2011)

Tidak ada komentar
Pamor Jim Carrey sedang mengalami penurunan. Jika dibandingkan dengan komedian lainnya macam Adam Sandler yang rutin merilis film tiap tahun dan selalu sukses secara komersial, Carrey memang tengah meredup. Hal itu bisa dilihat juga dari jumlah filmnya akhir-akhir ini dimana terakhir dia muncul adalah 2 tahun lalu lewat "A Christmas Carol". Saya sendiri cukup menyukai komedian yang satu ini karena muka karetnya yang meski banyak dibilang orang menyebalkan tapi tetap cukup ampuh membuat saya tertawa. Bahkan kemampuan akting Carrey dalam film drama macam "Eternal Sunshine of the Spotless Mind" atau "The Truman Show" juga telah teruji. Maka dari itu film yang diadaptasi dari sebuah buku anak-anak berjudul sama ini bisa dibilang menjadi usaha Carrey mengembalikan pamornya. Apalagi kisah dalam film ini memang sederhana dan bisa dikonsumsi semua kalangan.

Seperti yang sudah saya bilang tadi, kisahnya amat sederhana. Tom Popper (Jim Carrey) adalah seorang agen real estate yang tengah mendaki kesuksesan. Kesuksesan itu jugalah yang membuatnya sibuk bekerja dan membuatnya kurang meluangkan waktu dengan kedua anaknya yang tinggal dengan sang mantan istri (Carla Gugino). Semuanya mulai berubah semenjak Tom mendapat kiriman paket yang berisis 6 ekor penguin dari mendiang ayahnya yang semasa Tom kecil dulu selalu berkeliling dunia dan membuatnya jarang berhubungan dengan anaknya bahkan sebelum meninggal sang anak juga hanya tahu bahwa ayahnya menghilang dan tidak ada kabar. 6 ekor penguin itu memang merepotkan Tom, tapi justru kehadiran mereka membuat hubungannya dengan keluarganya membaik. Tapi disisi lain karirnya justru dalam bahaya saat Tom harus bisa "menggusur" sebuah restoran yang mempunyai kenangan tersendiri bagi masa kecilnya.

Tidak ada komentar :

Comment Page:

SOME LIKE IT HOT (1959)

1 komentar
Siapa sih yang tidak kenal nama Marylin Monroe? Mulai dari sensualitasnya hingga dianggap sebagai ikon seks pada jamannya. Siapa juga yang tidak pernah melihat gambar Marylin Monroe memegangi roknya yang tertiup angin itu? Segala cerita tentangnya tidak pernah hilang. Bahkan tentang kematiannya sekalipun. Tapi baru pada film inilah untuk pertama kalinya saya menyaksikan penampilan seorang Marylin Monroe dalam filmnya. "Some Like it Hot" sendiri hingga sekarang sering dianggap sebagai film komedi terbaik yang pernah dibuat. Menampilkan cross dressing sebagai jualan utama (selain Marylin Monroe tentunya) untuk mengumbar kelucuan, film ini jauh dari kesan kasar atau murahan seperti yang sering kita jumpai dalam film komedi Hollywood lain yang menampilkan tema serupa.

Ceritanya mengenai 2 orang musisi, Joe (Tony Curtis) dan Jerry (Jack Lemmon) yang menjadi saksi atas sebuah pembantaian yang dilakukan oleh seorang gansgter dari Chicago bernama Spats (George Raft). Hal itu membuat nyawa mereka terancam bahaya. Pada akhirnya supaya bisa menyelamatkan diri, mereka mengambil sebuah langkah yang nekat sekaligus konyol, yaitu menyamar menajdi 2 orang musisi wanita yang akan manggung di Florida. Joe menjadi Josephine sedangkan Jerry menjadi Daphne. Dalam penyamaran tersebut mereka juga bertemu dengan penyanyi bernama "Sugar" Kane Kowalczyk (Marylin Monroe). Tentunya penyamaran mereka berujung pada berbagai kejadian konyol dan lucu. Apalagi disaat keduanya makin dekat dengan Sugar

1 komentar :

Comment Page:

FEAR (S) OF THE DARK (2007)

Tidak ada komentar
Film horror yang ditampilkan dalam teknik animasi? Bukan hal yang baru tapi masih sangat jarang ditemukan apalagi dalam bentuk film panjang karena biasanya film animasi horror lebih sering ditampilkan dalam bentuk short movie. Tapi sebenarnya film asal Prancis yang punya judul asli "Peur(s) du Noir" ini juga bukan murni film panjang tapi merupakan antologi yang terdiri dari 6 film pendek yang ditangani 6 sutradara berbeda juga. Tapi boleh dikatakan film ini bukanlah murni horor karena nuansa eksperimental sangat kental terasa didalamnya dan bukan tidak mungkin para penonton yang berharap mendapat sajian kengerian tanpa harus berpikir akan kecewa pada film ini.

Cerita pertama berkisah mengenai seorang pria yang sedang berbaring ditempat tidur dan sepertinya kondisi kesehatannya sedang buruk. Disitu dia mengingat masa lalunya mulai saat dia kecil dan menemukan sebuah spesies serangga misterius yang dia bawa pulang lalu kemudian hilang, sampai saat dia berkuliah dan mulai dekat dengan seorang gadis yang dia cintai. Tapi lama kelamaan ada yang tidak beres dengan gadis tersebut. Kisah kedua mengenai seorang gadis cilik yang sedang menjalani sebuah terapi yang membuatnya mengalami mimpi-mimpi mengerikan dari masa lalunya. Kisah ketiga mengisahkan tentang kejadian hilangnya banyak warga disuatu tempat dan dicurigai ada makhluk buas yang menculik atau membunuh warga-warga yang hilang tersebut. Kemudian cerita keempat mengenai seorang pria yang berada sendirian dalam rumah yang gelap dan kegelapan itu mulai menciptakan suasana ngeri untuknya.

Tidak ada komentar :

Comment Page:

CLOSE ENCOUNTERS OF THE THIRD KIND (1977)

Tidak ada komentar
Melalui "Jaws" seorang Steven Spielberg mulai diperhitungkan sebagai salah satu sutradara berbakat, tapi melalui film inilah nama Spielberg benar-benar terangkat dimana nominasi Oscar untuk "Best Director" pertama kali didapatkannya walaupun kalah oleh Woody Allen. Melalui film ini juga Spielberg yang saat itu baru berusia 29 tahun mulai meraih nama sebagai sutradara khas science fiction. Dengan naskah yang dia tulis dengan menggabungkan unsur science fiction mengenai kedatangan alien dan unsur keluarga dalam filmnyyang kelak akan dikenal sebagai ciri khas seorang Spielberg dalam filmnya, kemegahan film ini juga ditopang oleh Douglas Trumbull ("2001: A Space Odyssey", "Blae Runner", "The Tree of Life")  yang menjadi visual effect supervisor.

Film dibuka dengan kedatangan beberapa ilmuwan di sebuah padang pasir bernama Sonora yang terletak di bagian Barat Laut Meksiko. Disana mereka dikejutkan dengan ditemukannya pesawat-pesawat tempur yang diketahui telah hilang sejak tahun 1945. Anehnya lagi pesawat tersebut masih terlihat baru dan bisa menyala walaupun awak-awaknya tidak ditemukan jejaknya. Ditempat lain di Indianapolis, air traffic control center disana mendapat laporan dari 2 pesawat yang mengatakan meliaht dan nayris bertabrakan dengan sebuah benda misterius yang bercahaya terang.  Sementara itu beberapa warga sipil juga mengalami pengalaman-pengalaman aneh yang serupa.

Tidak ada komentar :

Comment Page:

DRIVING MISS DAISY (1989)

Tidak ada komentar
Ada banyak cerita yang ditinggalkan oleh film ini khususnya pada ajang Oscar. Selain menjadi satu-satunya pemenang "Best Picture" yang ceritanya diadaptasi dari naskah Broadway, "Driving Miss Daisy" juga menjadi film terakhir yang memenangkan kategori tersebut yang memiliki rating PG. Jessica Tandy yang menjadi pemeran utama juga mencatatkan dirinya sebagai nominator sekaligus pemenang tertua dalam kategori "Best Actress" dimana saat itu dia telah berumur 81 tahun. Cerita yang ditawarkan sebenarnya sederhana dan tidaklah rumit sama sekali, yaitu mengenai Miss Daisy (Jessica Tandy), wanita tua berumur 72 tahun yang tinggal hanya bersama pelayannya Idella (Esther Rolle) setelah suaminya meninggal dan puteranya, Boolie (Dan Aykroyd) yang tinggal bersama istrinya.

Daisy sendiri bukanlah wanita tua yang ramah. Dia seringkali bersikap ketus kepada orang lain. Dia juga tidak ingin dianggap lemah dan merasa mampu melakukan semua hal sendiri. Hal itulah yang membuat dia menolak saran anaknya untuk menyewa jasa supir setelah Daisy merusakkan mobil yang dia kendarai. Pada akhirnya Boolie menyewa jasa Hoke (Morgan Freeman) untuk menjadi supir pribadi bagi ibunya. Tentu saja awalnya Daisy tidak menyukai kehadiran Hoke dan selalu bersikap ketus dan menolak untuk diantar naik mobil. Tapi keuletan dan kesabaran Hoke yang pada akhirnya membuat mereka berdua bisa akrab bahkan lebih dari sekedar majikan dan supir tapi lebih seperti sahabat baik. Padahal Daisy adalah seorang Yahudi sedangkan Hoke adalah pria kulit hitam yang tentunya persahabatan keduanya terlihat aneh pada masa itu (tahun 40-an) dimana rasisme masih amat kental di Amerika.

Tidak ada komentar :

Comment Page:

SANG PENARI (2011)

4 komentar
Walaupun belum pernah membacanya, saya yakin semua orang sudah tahu tentang novel trilogi "Ronggeng Dukuh Paruk" yang ditulis oleh Ahmad Tohari. Tahun ini untuk ketiga kalinya novel tersebut diadaptasi dalam sebuah film setelah sebelumnya film "Dara" dan "Mahkota Ronggeng" yang muncul. Film ini disutradari oleh Ifa Isfansyah yang dulu angkat nama lewat "Garuda di Dadaku" serta dibintangi Oka Antara, Slamet rahardjo, Tio Pakusadewo, Lukman Sardi, serta Prisia Nasution yang sering wara-wiri di FTV milik SCTV. Ber-setting di tahun 60-an di Dukuh Paruk yang merupakan desa yang miskin, Srintil (Prisia Nasution) bercita-cita menjadi seorang ronggeng. Selain karena kagum dan suka akan tarian, Srintil juga ingin memperbaiki nama orang tuanya yang tercoreng setelah dahulu menyebabkan ronggeng sebelumnya tewas keracunan tempe bongkrek buatan mereka.

Sementara itu, Rasus (Oka Antara) yang juga adalah teman Srintil sejak kecil tidak menyukai keinginannya untuk menjadi seorang ronggeng yang akan membuat tubuh Srintil bisa dinikmati pria manapun layaknya pohon kelapa yang bisa dipanjat siapapun seenaknya. Keduanya juga sebenarnya saling mencintai. Tapi karena keinginannya yang kuat, Rasus terpaksa merelakan Srintil menjadi seorang ronggeng yang dengan cepat menjadi idola dan pujaan di kampungnya dan tentu saja membuat banyak lelaki mau membayar tinggi untuk bisa berubungan badan dengan sang ronggeng. FYI, bisa tidur dengan ronggeng adalah kebanggaan bahkan istri-istri disana ikut berharap suaminya bisa berhubungan badan dengan ronggeng karena bisa membawa rejeki. Rasus sendiri akhirnya memilih meninggalkan Dukuh Paruk dan menjadi tentara. Cinta keduanya mulai terpisah dan kembali dipertemukan dalam kondisi yang tidak menyenangkan.

4 komentar :

Comment Page:

CHINATOWN (1974)

Tidak ada komentar
Seorang private investigator bernama J.J. Gittes (Jack Nicholson) disewa oleh seorang wanita (Diane Ladd) untuk menyelediki suaminya, Hollis Mulwray (Darrell Zwerling) yang merupakan pimpinan dari departemen Water and power di Los Angeles. Dalam penyelidikannya, Gittes berhasil mendapatkan foto yang memperlihatkan Mulwray sedang bermesraan dengan seorang wanita muda yang dicurigai sebagai selingkuhannya. Keesokan harinya setelah foto itu dimuat di halaman depan surat kabar, Gittes didatangi oleh Evelyn Cross (Faye Dunaway) yang ternyata adalah istri sebenarnya dari Hollis Mulwray.

Menyadari bahwa dirinya telah ditipu, Gittes kembali melakukan penyelidikan dan dikejutkan oleh ditemukannya mayat Hollis Mulwray yang dia curigai telah tewas dibunuh dan bukan bunuh diri atau tenggelam karena kecelakaan.. Penyelidikan Gittes menjadi makin dalam dan mengarah kepada hal-hal yang tidak dia duga sekaligus berbahaya. Sinopsis saya diatas jelas tidak mampu menggambarkan bagaimana rumitnya dan mengasyikkannya sekaligus luar biasanya film arahan sutradara Roman Polanski ini.

Tidak ada komentar :

Comment Page:

THE TWILIGHT SAGA: BREAKING DAWN PART 1 (2011)

Tidak ada komentar
Akhirnya babak akhir dari Twilight Saga dimulai. Kisah keempat ini dibagi menjadi 2 bagian layaknya seri terakhir Harry potter. Bagi yang sudah membaca bukunya termasuk saya pasti setuju bahwa keputusan tersebut mengandung keuntungan dan resiko yang sama besar. Keuntungannya jelas karena buku keempat tersebut adalah yang paling tebal jadi jika hanya dibuat film berdurasi 2 jam sekalipun akan menimbulkan banyak lubang dan ketidakpuasan. Tetapi langkah tersebut juga berisiko. Ingat bagian pertama dari Deathly Hallows yang terasa agak anti-klimaks? Film ini juga bisa seperti itu bahkan resikonya lebih besar karena bagian pertama buku lebih diisi oleh drama dan pernikahan serta honyemoon Edward dan Bella. Sedangkan sudah bukan rahasia lagi bahwa salah satu kelemahan terbesar saga ini adalah drama-nya yang cheesy dan membosankan. Hal itulah yang membuat saya untuk pertama kalinya memasang ekspektasi rendah dalam menonton saga ini.

Film dibuka dengan adegan yang langsung membuat penonton wanita berteriak kegirangan saat Jacob berlari dengan marah dibawah hujan dan tidak lupa membuka baju sebelum menjadi serigala dan menghilang kedalam hutan. Kemarahannya disebabkan karena dia baru saja menerima undangan pernikahan Edward dan Bella. Setelah melewati masa pra-pernikahan yang membuat cemas khususnya pada Bella, akhirnya pernikahan keduanya berlangsung juga. Meskipun pada malam pernikahan tersebut sempat terjadi sedikit konflik dengan Jacob, akhirnya pesta tersebut berjalan lancar. Mereka berdua akhirnya pergi berbulan madu di "Pulau Esme" yang merupakan hadiah dari Carlisle kepada Esme. Disana mereka menjalani hari-hari romantis berdua dan hubungan seks yang lumayan liar dan "berantakan". Sampai tiba-tiba Bella mendapati dirinya tengah mengandung dan janin itu tumbuh dengan sangat cepat hingga mengancam nyawa Bella. Konflik juga datang dari kubu Werewolf pimpinan Sam yang menganggap bayi itu berbahaya dan berniat membunuh bayi itu yang artinya juga membunuh Bella!

Tidak ada komentar :

Comment Page:

CONTAGION (2011)

Tidak ada komentar
Steven Soderbergh kembali menampilkan banyak bintang besar dalam film filmnya setelah dulu membentuk super team dalam trilogi Ocean. Kali ini malah lebih luar biasa lagi karena yang muncul adalah bintang-bintang kelas Oscar macam Matt Damon, Marion Cotillard, Gwyneth Paltrow dan Kate Winslet. Ada juga nama Jude Law, Laurence Fisburne, sampai John Hawkes. "Contagion" menceritakan mengenai penyebaran sebuah virus tak dikenal yang mencakup seluruh dunia dan menyebabkan kematian puluhan juta jiwa hanya dalam waktu singkat. Awal penyebaran virus ini bermula dari jatuh sakitnya Beth (Gwyneth Paltrow) yang baru saja pulang dari urusan bisnis di Chicago.

Beth yang awalnya mengira hanya terkena flu tiba-tiba saja mengalami kejang-kejang saat berada dirumah bersama suaminya, Mitch (Matt Damon). Beth yang dibawa kerumah sakit nyawanya tak tertolong. Bahkan putera mereka juga akhirnya meninggal disaat Mitch baru kembali dari rumah sakit. Virus itu mulai menyebar dengan amat cepat ke seluruh dunia dan mulai banyak menimbulkan kasus yang berujung kematian. Dr. Cheever (Laurence Fishburne) mendapat tugas meneliti wabah ini dan memutuskan mengirim Dr. Erin Mears (Kate Winslet) untuk meneliti dan mencari tahu dari siapakah asal mula wabah ini. Dr. Leonora (Marion Cotillard) dari WHO juga turut menyelidiki virus ini di Hong Kong, tempat Beth singgah transit saat pulang. Di lain pihak, Alan (Jude Law) yang merupakan seorang blogger menulis banyak posting kontroversial mengenai wabah itu dan menuduh adanya konspirasi dari berbagai pihak untuk menyembunyikan vaksin.
"Contagion" sama sekali bukanlah film yang mencoba menyuguhkan efek penyebaran virus secara berlebihan dan menggambarkan post-apocalyptic. Daripada itu, film ini tampil layaknya sebuah film tentang kesehatan. Kita akan disuguhi berbagai macam fakta kesehatan dan istilah-istilah didalamnya. Tapi jangan salah, pembabaran dari Soderbergh tidak akan membuat kita pusing dan bosan, tapi justru akan mengangguk-anggukan kepala setelah menemui berbagai pengetahuan baru dari film ini.
Saya angkat jempol untuk naskah yang ditulis Scott Z. Burns ini yang dengan begitu baik mampu merangkum drama dari tiap-tiap karakter yang diteror oleh virus dengan berbagai pengetahuan-pengetahuan ilmu kesehatan. Bermacam isu sosial politik juga tidak lupa diangkat, seperti bagaimana respon pemerintah dalam menanggapi penyebaran virus, kisah mengenai konspirasi bahwa orang dalam dan orang terdekat merekalah yang mendapat pertolongan terlebih dahulu bila terjadi wabah dan semacamnya, sampai mengenai isu dan berita-berita yang heboh namun kadang tidak pasti dari internet. Semua itu ada dalam dunia nyata sehingga membuat film ini lebih realistis.

Tapi cara film ini bercerita memang agak kurang bersahabat bagi penonton yang mencari film mengenai wabah penyakit mengerikan dan mengutamakan ketegangan daripada drama. Saya sendiri merasa film ini agak kurang dalam menyajikan ketegangannya. Selain itu beberapa karakter porsinya agak kurang, dan sayangnya Marion Cotillard yang notabene aktris favorit saya justru mendapat peran yang bisa dibilang kurang penting. Untungnya tiap kemunculannya dia selalu bisa membuat saya terpaku karena seperti biasa dia tampil cantik dan anggun. Akting para pemain lain juga bagus khususnya pada Kate Winslet dan Jude Law dimana mereka berdua juga punya karakterisasi yang menarik khususnya Jude Law.

Secara keseluruhan "Contagion" adalah sebuah film yang menarik dalam pemaparannya dan banyak memberikan pengetahuan baru pada penonton meskipun agak kurang dalam membangun keteganga. Steven Soderbergh juga kembali berhasil menyatukan berbagai bintang besar dengan cukup baik tanpa ketimpangan yang berarti. Sebuah film tentang penyebaran wabah yang memang ditampilkan secara cerdas tapi jika urusan ketegangan sayangnya tidak begitu. Tapi film ini tetap memberikan efek bagi penontonnya yang mungkin akan berpikir dua kali untuk menyentuh wajahnya, bahkan untuk sekedar batuk saat menonton film ini dalam bioskop.


Tidak ada komentar :

Comment Page:

SIN CITY (2005)

Tidak ada komentar
Kisah kriminalitas yang terjadi di Basin City atau dikenal sebagai Sin City ini diluar dugaan sangat menyenangkan untuk ditonton. Film ini diadaptasi dari 3 komik karya Frank Miller yang disini juga menjadi sutradara bersama Robert Rodriguez, yaitu "That Yellow Bastard", "The Hard Goodbye" dan "The Big Fat Kill". Disini juga kita akan diperlihatkan begitu banyak bintang yang menjadi ensemble cast yang akan sangat panjang bila disebutkan, mulai dari Bruce Willis, Mickey Rourke, Carla Gugino, Clive Owen, Elijah Wood, Rutger Hauer, Benicio del Toro, Rosario Dawson, Brittany Murphy sampai si seksi Jessica Alba yang namanya melambung setelah bermain disini.

Adaptasi dari 3 komik tersebut juga dalam film ini diceritakan secara terpisah, hanyas aja setting tempatnya tetap di Sin City. Selain itu karakter dari ketiga cerita tersebut juga beberapa saling berhubungan walaupun ada yang terbatas sebagai cameo saja. Dalam "That Yellow Bastard" ada detektif veteran John Hartigan (Bruce Willis) yang berusaha untuk menghentikan seorang pembunuh sekaligus pemerkosa anak-anak bernama Roark Junior (Nick Stahl) yang saat itu menyandera bocah 11 tahun bernama Nancy Callahan. Tapi ada beberapa hal yang membuat usahanya tidak mudah mulai dari penyakit jantung yang dia miliki sampai fakta bahwa Roark adalah putera dari Senator Roark yang membuat penangkapan terhadap dirinya tidak mudah karena Sin City jelas tidak memihak pada keadilan melainkan pada orang kuat seperti Senator Roark.

Dalam "The Hard Goodbye ada Marv (Mickey Rourke) yang beringas dan bermuka menakutkan. Dia barus aja melewati malam yang indah bersama wanita pirang bernama Goldie (Jaime King) yang tragisnya telah tewas disaat Marv terbangun. hal itu membuat Marv dikuasai dendam dan mulai menyelidiki siapa pembunuh Goldie dengan cara apapun dan sekejam apapun. Yang ketiga adalah "The Big Fat Kill" yang mengisahkan perjuangan Dwight (Clive Owen) membantu sekelompok pelacur di Old Town dimana wanita menguasai daerah tersebut sampai mereka membunuh seorang anggota polisi bernama Jackie Boy (Benicio del Toro) dimana hal itu berpotensi menimbulkan perang antara mereka melawan pihak kepolisian dan mobster.
Awalnya saya agak kesulitan menikmati "Sin City" karena caranya bercerita yang lebih mengandalkan narasi daripada dialog. Tapi setelah beberapa menit saya mulai terbiasa dan "Sin City" berubah jadi tontonan yang menyenangkan sekaligus menyenangkan. Menyenangkan karena film ini penuh dengan grafik yang unik. Jangan bayangkan teknik CGI kelas wahid, karena film ini dibuat seperti menghidupkan komik karya Frank Miller ke layar lebar secara total baik itu setting lokasi sampai penggambaran karakternya muncul dengan pewarnaan yang unik dan fresh. Karakterisasi tiap tokohnya juga menarik walaupun saya tetap paling suka dengan Marv yang dimainkan begitu baik oleh Mickey Rourke. Saya bilang mencengangkan karena diluar dugaan film ini banyak menampilkan adegan sadis secara lumayan frontal, dan itu adalah kejutan yang menyenangkan bagi saya. "Machete" yang dibuat Rodriguez terasa lembut dibandingkan dengan film ini.

Tidak saja dari visualnya, kisahnya juga sangat brutal. Ketidakadilan dan kerasnya Basin City benar-benar ditampilkan total disini membuat Gotham City yang penuh kejahatan saja terasa lembut. Karena dalam Basin City tidak ada sosok pembela kebenaran atau setidaknya polisi yang bisa menenangkan rakyatnya. Semuanya diisi kebrutalan, yang kuat menang dan yang lemah berakhir tragis. Tidak ada hukum, benar-benar kota yang penuh dosa. Saya tidak akan mengkritisi tentang rendahnya sisi humanisme film ini akibat terlalu sadis, karena saya tetap sangat terhibur dengan segala kebrutalan yang ada. Adegan aksi yang non-stop, grafik luar biasa nan unik, kebrutalan dimana-mana, karakter yang unuk juga. Saya sangat menunggu sekuelnya, ayo Robert Rodriguez!

Tidak ada komentar :

Comment Page:

FOLLOWING (1998)

1 komentar
Ini dia film yang jadi debut dari seorang Chrsitopher Nolan. Dengan bujet hanya sekitar $6,000, durasi 69 menit, aktor yang tidak terkenal dan dibuat dengan pewarnaan hitam putih film ini boleh saja tampil minimalis dan murah tapi hasilnya tentu jauh dari murahan. Ya, karena ini film dari Nolan yang dia tulis sendiri dan dia pula yang menjadi sinematografer. Dari film ini saja sudah sangat terlihat berbagai ciri khas Nolan yang akan dijumpai dalam film-film berikutnya yang dia buat. Mulai dari plot non-linear yang melompat-lompat, twist ending cerdas yang tidak terduga, sampai adegan pembuka yang nantinya akan berhubungan dengan ending film tersebut.

Bill adalah seorang pria yang berambisi menjadi seorang penulis. Tapi dikarenakan dia buntu dalam ide, dia memilih mencari inspirasi dengan cara berjalan-jalan dikota lalu memilih orang secara acak untuk kemudian dia ikuti kemana orang tersebut pergi dan apa yang mereka lakukan. Sampai suatu saat dia mengikuti seorang pria yang membawa sebuah tas hitam. Ternyata pria itu sadar bahwa Bill mengikutinya. Pria itu bernama Cobb dan merupakan seorang pencuri (mirip dengan Cobb yang diperankan Di Caprio di Inception bukan?) Setelah itu Cobb justru mengajak Bill menjalankan aksi membobol rumah orang. Hal yang awalnya terasa aneh dia lakukan tetapi lama kelamaan Bill justru menikmati aksi yang mereka lakukan tersebut tanpa tahu bahwa aksinya tersebut akan menggiringnya kedalam sebuah aksi kejahatan yang akan membahayakan dirinya sendiri.

1 komentar :

Comment Page:

THE LIVES OF OTHERS (2006)

2 komentar
Florian Henckel von Donnersmarck sempat "mengkhianati" harapan saya tahun lalu. Harapan untuk melihat salah satu aktor favorit saya, Johnny Depp bermain dalam film yang punya kualitas bagus disaat dia tidak sedang memerankan karakter aneh. Ya, "The Tourist" garapannya memang cukup mengecewakan padahal selain ada Johnny Depp disana juga ada Angelina Jolie. Saya sendiri menggantungkan harapan tinggi pada film tersebut setelah melihat fakta bahwa sang sutradara sebelum menggarap remake "Anthony Zimmer" tersebut telah sukses menggarap sebuah film yang memenangkan Oscar untuk kategori "Best Foreign Language Film". "The Lives of Others" yang punya judul asli (Jerman) "Das Leben der Adneren" ini memang menuai kesuksesan besar dan melambungkan nama sang sutradara.

Jika biasanya film asal Jerman bercerita tentang Nazi dan Hitler, Florian Henckel von Donnersmarck lebih memilih membuat film yang menyoroti tentang Jerman Timur pada 4-5 tahun sebelum tembok Berlin runtuh. Saat itu disana Stalin yang merupakan kepolisian rahasia di Jerman Timur boleh dibilang sedang menancapkan rezimnya. Saat itu juga yang namanya sadap menyadap jamak dilakukan oleh stalin pada orang-orang yang dianggap dan dicurigai sebagai pemberontak. Gerd Wiesler (Ulrich Muhe) adalah salah satu anggota stalin yang dianggap paling hebat dalam urusan menginterogasi dan misi mata-mata. Dia benar-benar menguasai segala teknik dalam hal-hal itu. Suatu hari dia mendapat misi untuk memata-matai Georg Dreyman (Sebastian Koch) yang merupakan seorang penulis naskah drama teater. Misi yang mempunyai kode "Lazlo" itu dijalankan dengan cara memasang berbagai alat penyadap didalam rumah Georg.

2 komentar :

Comment Page:

BEGOTTEN (1991)

8 komentar
Dibuka dengan adegan seorang pria memakai jubah putih dan mukanya memakai semacam topeng duduk disebuah kursi. Pria yang disebut sebagai "God" tersebut duduk sambil badannya terlihat kejang-kejang dan tangan kanannya memegang sebuah pisau cukur yang lalu dia gunakan untuk menyayati perutanya sendiri untuk kemudian mengeluarkan isi perutnya satu persatu. Setelah "God" mati dengan kondisi berlumuran darah, tiba-tiba dari balik jubahnya muncul seorang wanita yang disebut "Mother Earth". Wanita itu lalu bangkit dan melakukan hand job kepada kemaluan dari "God" lalu menggosokkan sperma yang keluar di perutnya kearah kemaluannya sendiri seolah sedang mencoba menghamili dirinya sendiri. Pada akhirnya memang "Mother Earth" hamil dan melahirkan seorang anak yang sudah dewasa yang disebut "The Son of Earth".

Anak yang sudah dewasa itu terlihat dalam kondisi kesakitan, menderita dan kejang-kejang dan kondisi tubuhnya juga memprihatinkan. Sampai akhirnya "The Son of Earth" dibawa pergi oleh sekumpulan orang berjubah hitam yang mukanya tidak terlihat dan mulai disiksa secara brutal. Kurang lebih begitulah sinopsis bagi film yang disutradarai, diproduseri dan naskahnya ditulis oleh E. Elias Merhige ini. Jika asing dengan namanya, Elias adalah sutradara dari film Shadow of the Vampire (2000) yang dibintangi John Malkovich dan Willem Dafoe. Dia juga menyutradarai Suspect Zero (2004) yang dibintangi Aaron Eckhart, Ben Kignsley dan Carrie-Anne Moss. Begotten ini adalah sebuah film eksperimental yang membuat Elias Merhige cukup punya nama dalam dunia industri film.

Kenapa disebut eksperimental? Karena segala yang dia tampilkan di film ini jelas adalah sebuah eksperimen dan sama sekali tidak mengambil jalur aman. Film ini adalah film bisu, dan hitam putih walaupun dirilis pada 1991. Pewarnaan film ini juga murni hitam dan putih dan tidak ada warna abu-abu seperti film hitam putih lain yang dibuat di jaman modern atau jaman 30 sampai 40an. Melihat film ini mungkin nuansanya seperti film yang dibuat pada tahun 1910-1920an. Bahkan film ini juga adalah film bisu yang tidak mempunyai dialog. Bahkan filmini tidak punya baris teks yang ditampilkan setelah adegan yang biasanya dipakai oleh film bisu. Jadi Begotten murni hanya menggunakan tata visual dan gambar adegan serta akting pemainnya untuk menuturkan kisah yang ada.
Cerita yang ditulis oleh Elias Mehirge ini juga cukup sulit dimengerti bahkan andaikan film ini dibuat dalam bentuk film berwarna yang mempunyai dialog sekalipun kita masih akan dibuat berpikir cukup keras untuk memahami semua maksud dari adegan yang ada. Elias Mehirge memang menyuguhkan cerita dalam filmnya ini dengan cara yang surealis. Saya sendiri jika tidak curi-curi melihat wikipedia setelah selesai menonton mungkin tidak akan paham dengan apa yang coba dia sampaikan. Berbagai macam simbol metafora menghiasi sepanjang film ini membuat saya makin susah memahami apa yang terjadi. Tidak hanya itu, mayoritas adegan yang ada juga bisa dibilang cukup disturbing dan menjijikkan seperti penyiksaan, pemerkosaan secara brutal dan organ-organ tubuh yang keluar lewat mulut dan sebagainya. Jangan kira karena film ini hitam putih adegan tersebut jadi tidak terlihat menijikkan, karena justru imajinasi kita yang akan melayang sehingga adegan itu makin terngiang jelas di pikiran kita.

Tapi jika kita mengerti apa maksud dari cerita film ini, maka Begotten tidak hanya menjadi sebuah film yang memusingkan dan menjijikkan sekaligus membingungkan tapi justru menjadi sebuah film yang bagus dan berhasil dalam eksperimennya. Sedikit penjelasan, film ini secara garis besar menceritakan mengenai awal mula dunia dan diilhami oleh near-death experience yang pernah dialami oleh sang sutradara. Jika menilik adegan pembuka,mungkin itu adalah adegan yang bisa dibilang tidak terlalu sulit dimengerti oleh orang yang memahami kisah dalam Kristen ataupun mitologi-mitologi lainnya. Seorang wanita hamil oleh "God" tentu mirip dengan kisah Maria dalam Kristen ataupun Isis dalam mitologi Mesir yang dihamili oleh Osiris yang saat itu telah tewas. Untuk akhir film juga saya cukup mengerti maknanya hanya saja akan jadi spoiler bila diceritakan disini. Sedangkan yang saya masih agak bingung adalah bagian pertengahannya disaat "Mother Earth" dan "The Son of Earth" disiksa bersama-sama.

Mungkin film eksperimental ini akan tidak mudah untuk ditonton, tapi percayalah akan membuat kita fokus dan terpaku pada layar untuk mencoba mengungkap maksud dari adegan yang ada. Pemilihan penggunaan hitam putih adalah hal yang tepat karena jika menggunakan warna mungkin perasaan saya dan penonton lain setelah melihat film ini menjadi berbeda dan tidak fokus pada cerita yang disampaikan tapi lebih pada segala kesadisan yang ada. Banyak yang menyandingkan film ini dengan Eraserhead karya David Lynch tapi bagi saya debut Lynch itu lebih "ramah" dan nyaman ditonton karena Begotten jauh lebih eksperimental dan menyuguhkan pengalaman menonton yang "menyenangkan"


8 komentar :

Comment Page:

JAWS (1975)

2 komentar
Steven Spielberg mungkin bukan sutradara favorit saya, tapi harus diakui bahwa dia adalah sutradara paling revolusioner di Hollywood. Beberapa kali dia membuat sebuah gebrakan dalam filmnya. Tapi 36 tahun sebelum dia membuat film animasi performance capture lewat Tintin, 18 tahun sebelum dia menghidupkan para dinosaurus di "Jurassic Park", 7 tahun sebelum E.T. datang ke Bumi, dan 6 tahun sebelum Indiana Jones memulai petualangannya, Speilberg yang baru berusia 29 tahun sukses membuat gebrakan dengan menghidupkan great white shark dalam sebuah creature movie paling legendaris dan paling menegangkan sekaligus sebuah film yang mengawali tradisi film musim panas atau summer movies di Hollywood.

Cerita dalam film ini jika ditengok sekarang sebenarnya biasa karena sudah banyak dipakai dalam film tentang teror ikan ganas entah itu hiu atau piranha. Amity Island adalah sebuah pulau yang tenang dan damai. Tapi setiap musim panas tempat itu berubah menjadi pusat berlibur bagi para wisatawan karena memiliki pantai sebagai resort pariwisata. Tapi musim panas yang menguntungkan uang bagi tempat itu kali ini terancam setelah beberapa hari sebelum 4 Juli yang akan mendatangkan banyak wisatawan tempat itu dikejutkan oleh ditemukannya mayat seorang wanita yang diduga mati akibat serangan hiu.

2 komentar :

Comment Page:

THE BORROWER ARRIETTY (2011)

2 komentar
Karya dari Studio Ghibli ini bisa dibilang adalah usaha studio animasi legendaris ini untuk mencoba perlahan melakukan regenerasi dalam posisi sutradara yang sebelumnya identik dengan Hayao Miyazaki. Memang ini bukan usaha pertama, tapi nampaknya semenjak film ini Miyazaki benar-benar bertekad untuk menyerahkan tongkat estafet sepenuhnya terhadap para penerusnya. Dalam film yang disutradarai oleh Hiromasa Yonebayashi (animator film Ponyo) ini, Miyazaki berperan sebagai penulis naskah dari film yang diadaptasi dari novel berjudul "The Borrower" ini. Saya sebenarnya agak bingung dalam memberi judul posting kali ini. Judul asli film ini adalah "Kari-gurashi no Arietti" atau "The Borrower Arrietty". Tapi di US dimana film ini baru rilis tahun depan film ini diberi judul "The Secret World of Arrietty". Akhirnya saya memilih judul yang saat ini paling dikenal yaitu "The Borrower Arrietty".

Seperti judulnya, film ini berkisah tentang seorang gadis bernama Arrietty. Sebenarnya tidak tepat juga menyebut dia sebagai gadis karena Arrietty bukanlah manusia tetapi termasuk "borrower". Borrower sendiri adalah makhluk berukuran sangat kecil (seperti liliput) yang tinggal berdampingan tetapi bersembunyi dari manusia. Seperti sebutannya, mereka mendapatkan berbagai kebutuhannya dengan "meminjam" barang milik manusia yang apabila barang tersebut diambil manusia tidak mengetahui jika ada yang hilang seperti sebutir gula batu atau sebuah jarum. Arrietty dan keluarganya yang tinggal dibawah rumah manusia merupakan sisa dari kaum borrower yang kini populasinya hampir punah.

2 komentar :

Comment Page:

THE ADVENTURES OF TINTIN (2011)

Tidak ada komentar
Film animasi pertama dari seorang Steven Spielberg yang sekaligus menandai kembalinya Spielber sebagai sutradara setelah hampir 3 tahun absen tidak merilis film ini sebenarnya punya banyak cerita menarik sebelum perilisannya. Sebenarnya Spielberg sudah memiliki hak pembuatan film ini sejak tahun 1983 tapi akhirnya syuting baru benar-benar terlaksana pada 2008 lalu dan akan dirilis pada 2010 tapi akhirnya mundur setahun. Film ini juga sempat memiliki judul "The Adventures of Tintin: Secret of the Unicorn" tapi akhirnya judul itu hanya dipakai untuk perilisan di UK saja karena berbagai pertimbangan. Awalnya juga film ini sempat akan dibuat dalam bentuk live action sebelum akhirnya atas saran Peter Jackson film ini dibuat dengan teknik performance capture dimana tentunya disini menampilkan raja dalam bidang itu siapa lagi kalau bukan Andy Serkis.

Cerita dibuka disaat Tintin (Jamie Bell) dan anjingnya Snowy tengah berada di sebuah pasar dimana saat itu Tintin tertarik pada sebuah replika kapal bernama "Unicorn". Baru saja dia membeli replika tersebut, muncul 2 orang aneh nan misterius yang secara bergantian mendatanginya dan mencoba menawar replika kapal tersebut. Salah satunya adalah Ivanovich Sakharine (Daniel Craig). Sackharine bahkan bersedia membayar berapapun supaya Tintin mau melepas replika tersebut dimana penawaran itu tetap ditolak. Tanpa disadari oleh Tintin sebenarnya bukan replika kapalnya yang begitu berharga, tapi ada sebuah benda yang tersembunyi didalamnya yang diincar oleh Sakharine. Benda tersebunyi itulah yang nantinya akan mengantarkan Tintin pada sebuah petualangan besar mengelilingi samudera bahkan dunia.

Tidak ada komentar :

Comment Page:

A SERBIAN FILM (2010)

Tidak ada komentar
Kabar mengenai film karya Srđan Spasojević ini memang sudah mendunia. Film ini diceritakan adalah salah satu film paling sakit, sadis dan menjijikkan yang pernah ada. Hal itulah yang membuat saya begitu tertarik menonton film ini. Sebelumnya saya menganggap film "Nekromantik" karya Jorg Buttgereit adalah film yang paling sakit tapi nyeni dan tidak dibuat murahan. Sementara itu "Salo" garapan Pier Paolo Pasolini yang dianggap "sakit" justru membuat saya mengantuk dan adegan yang dianggap menjijikkan atau sadis buat saya juga biasa saja. Nah, akan masuk golongan manakah film yang punya judul asli "Srpski Film" ini?
Milos (Srdjan Todorovic) adalah mantan bintang film porno yang kini sudah pensiun dan hidup bersama istri dan anaknya. Kondisi perekonomian keluarganya yang tengah bermasalah terkadang membuat Milos merindukan masa jayanya sebagai mega bintang yang dianggap sebagai bintang porno terbaik. Tapi karena alasan keluarga Milos tidak pernah terpikir untuk kembali ke dunia tersebut. Milos memang termasuk pria yang amat menyayangi istri dan anaknya. Sampai seorang sutradara film porno bernama Vukmir (Sergej Trifunovic) meminta Milos bermain di filmnya dengan bayaran yang super besar. Milos yang awalnya ragu akhirnya menerima tawaran itu setelah mendapat persetujuan sang istri. Tapi ada yang aneh dengan syuting film ini karena Milos tidak diberi naskah, hanya mendapat perintah dari earphone yang dipasang di telinganya. Film porno macam apa yang sebenarnya ingin dibuat Vukmir?

Memang "A Serbian Film" adalah pantas jika disebut film sinting. Jika banyak film horror mengandalkan adegan sadis dan menjijikkan, film ini mencoba bermain di area yang lebih dari itu. Tidak hanya menyuguhkan kesadisan, tapi film ini juga coba mengguncang perasaan dan moral para penonton. Maksud saya disini adalah para penonton tidak hanya dibuat meringis dengan adegan sadisnya tapi juga meringis dan merasa miris dengan begitu banyak adegan yang boleh dibilang tidak berperi kemanusiaan. Mari saya berikan contoh-contohnya. Ada sebuah adegan yang menunjukkan ibu hamil bersama seorang pria dimana pria tersebut membantu persalinan si wanita lalu setelah bayi itu lahir, pria tersebut langsung memperkosa si bayi. Itulah adegan porno yang disebut Vukmir sebagai genre baru yaitu "newborn porn". Sakit? Tentu saja. Selain itu amsih banyak adegan-adegan sakit lainnya, walaupun saya merasa tidak sesakit dan semenjijikkan yang dibilang orang, tapi itu sepertinya hanya karena faktor ekspektasi saya saja.
Tapi salah jika mengira Srđan Spasojević menyajikan film ini dengan cara murahan layaknya B-Movie karena film ini ditampilkan dengan cara yang artistik, eksklusif tanpa meninggalkan kesan sadis. Banyak scene yang memperlihatkan situasi yang mampu membuat saya takjub. Salah satunya adalah adegan dimana Milos dibawa ke sebuah ruangan gelap dan hanya diperlihatkan lantai bertekstur seperti papan catur, Sungguh memperlihatkan suasana yang suram sekaligus mencekam. Dari segi dialog film ini juga cukup cerdas dan terkadang mampu memancing tawa seperti disaat anak Milos yang masih kecil berkata pada ayahnya dia merasakan perasaan yang aneh dimana maksudnya adalah ereksi dan Milos coba menjelaskan apa itu. Diselipkannya beberapa isu moral seperti ledekan terhadap industri film Serbia yang didanai orang luar negeri sampai isu yang mirip dengan "Salo" mengenai penindasan orang lemah oleh orang yang kuat dan mempunyai kuasa makin membuktikan bahwa "A Serbian Film" bukan film murahan yang asal sinting.

Contoh lain bagaimana film ini bisa membangun ketegangan secara cerdas adalah saat Milos mulai mencari fakta tentang 3 hari yang hilang dalam hidupnya kemudian dia menemukan rekaman video. Disana kita diajak meruntut apa saja yang terjadi lewat rekaman video tersebut dari sudut pandang Milos. Kita tidak melihat adegan itu kesemuanya secara full di layar tapi melihatnya bagaikan menonton langsung dari kamera yang digenggam dan ditonton oleh Milos. Tentu saja itu dicampur dengan adegan flashback dimana ingatannya perlahan mulai kembali. Sampai akhirnya kita akan digiring pada ending yang tidak kalah miris namun mempunyai sisi romantisme tersendiri, dan setelah kita mengira film itu berakhir dengan romantisme kita akan dikejutkan dengan sebuah adegan yang kembali akan membuat kita miris lalu film selesai.

Penuh dengan adegan sadis, menjijikkan, mengguncang moral dan sinting, film karya Srđan Spasojević ini diluar dugaan tidak tampil murahan. Dibalik perasan mual dan muak yang kita dapat, akan tersisa kesenangan sendiri setelah menyaksikan film ini. Dilengkapi dengan berbagai twist dan msiteri yang cukup menghibur, ketegangan yang ditawarkan film ini dibangun secara perlahan tapi tidak membosankan. Setengah jam terakhir adalah menit-menit gila yang terasa sangat lama. Film edan yang berkualitas, begitulah "A Serbian Film".

Tidak ada komentar :

Comment Page:

COWBOYS & ALIENS (2011)

1 komentar
"Cowboys & Aliens" punya semua yang dibutuhkan oleh summer movie. Cerita adaptasi komik. Sutradara Jon Favreau yang sukses membuat dwilogi "Iron Man" yang juga adaptasi komik. 2 pemeran utama yang menjadi ikon film action, Daniel Craig (James Bond) dan Harrison Ford (Indiana Jones) disokong oleh Olivia Wilde sebagai pemanis dan emmm Noah Ringer si Avatar. Bujet yang digelontorkan juga tergolong besar, diatas $160 juta. Dan tentunya keberadaan Steven Spielberg selaku eksekutif produser turut menjamin film ini punya unsur science fiction yang kental serta CGI yang mumpuni.

Kita akan diperkenalkan pada Jake Lonergan (Daniel Craig) yang terbangun dan tidak ingat siapa dirinya dan apa yang terjadi hingga dia bisa ada disana. Kebingungannya masih ditambah dengan terpasangnya sebuah gelang dari logam berbentuk aneh ditangannya. Jake lalu sampai di kota bernama Absolution dimana dia harus berurusan dengan Sheriff setempat (Keith Carradine) yang menangkapnya karena ternyata Jake adalah seorang buronan. Sebelum itu Jake juga sempat "menghajar" Percy (Paul Dano) seorang pemuda sok jago yang merupakan anak dari Colonel Dolarhyde (Harrison Ford) yang merupakan orang terpandang dan ditakuti disana.

Malam harinya saat Dolarhyde datang dan ternyata mengenal Jake sebagai pencuri emasnya, mereka dan warga setempat dikagetkan oleh munculnya kilatan cahaya dari langit yang ternyata adalah pesawat alien yang kemudian menyerang desa tersebut bahkan menculik beberapa orang. Pistol dan senapan koboi tidak mampu menghentikan serangan tersebut. Yang mengejutkan adalah gelang besi yang terpasang di lengan Jake ternyata adalah sebuah senjata yang bisa menghancurkan alien tersebut. Buronan itu akhirnya berubah jadi harapan terakhir untuk bisa mengehntikan invasi alien. Jake beserta Dolarhyde dan seorang wanita misterius bernama Ella (Olivia Wilde) dibantu warga desa mulai mencari sarang alien untuk menghancurkan dan menyelamatkan warga yang diculik.
Banyak yang bilang ide mempertemukan koboi yang bersenjatakan psitol dan senapan jadul dengan alien yang berteknologi tinggi dan bersenjatakan laser canggih adalah ide konyol. Tapi bagi saya itu adalah ide yang menarik dengan catatan penggarapannya maksimal dan penngabungan unsur western dan sci-fi bisa diseimbangkan dengan tepat porsinya. Jika itu dilihat dari peleburan di layar "Cowboys & Aliens" memang berhasil, dalam artian setting padang gurun sebagai lokasi film ini memang sangat sempurna untuk penggambaran dalam film western. Dan hal itu berhasil digabungkan dengan efek CGI untuk pesawat canggih dan para alien-aliennya. Penggabungan 2 hal tersebut berjalan mulus dan baik. Yang kurang justru dalam penempatan unsur cerita dan nuansanya. Jika kita kesampingkan setting lokasi yang sempurna dan wardrobe para koboi, film ini tidak ubahnya film aksi para manusia melawan alien biasa. Nuansa koboi seperti adegan berkuda dan baku tembak "jantan" porsinya sangat kurang.
Para alien juga sama saja. Meskipun efek CGI untuk mereka bagus, tapi keberadaan mereka terasa kurang menjadi ancaman. Porsi kemunculan mereka termasuk sedikit untuk durasi film yang nyaris 2 jam ini. Bahkan saya merasa para alien ini tidaklah mengancam kelangsungan hidup umat manusia meskipun menculik banyak orang. Faktor kurang intimidatifnya para alien ini disaat kemunculan mereka adalah faktor utama penyebab hal tersebut. Perjuangan koboi dengan senjata sederhana mereka melawan alien yang canggih kurang terasa. Boleh dikatakan film ini minim letupan emosi. Seharusnya pertarungan 2 kubu itu bisa terasa sangat heroik. Tidak hanya terasa berat sebelah biasa saja tapi benar-benar harus  terasa seperti semut lawan gajah. Ingat bagaimana "Avatar" milik James Cameron pernah menawarkan hal serupa? Memang ceritanya biasa saja tapi setidaknya unsur heroik dan sedikit epik masih terasa dalam film tersebut.

Untungnya film ini punya jajaran pemain yang tampil bagus. Daniel Craig memang sangat pantas menjadi seorang Jake yang terlihat sebagai jagoan yang keras. Saya sulit membayangkan jika Robert Downey Jr. jadi memerankan peran ini. Downye Jr memang sempat mengisi posisi Craig dimana saat itu "Cowboys & Aliens" akan memiliki unsur komedi juga, tapi "untungnya" Downey Jr mundur dan fokus menjadi Sherlock karena meski dia adalah aktor yang hebat saya rasa Craig lebih pantas untuk posisi ini. Sementara Harrison Ford juga menunjukkan akting yang juga hebat. Kekurangan justru datang dari karakterisasi Dolarhyde yang sebelum kemunculannya digambarkan sebagai sosok kejam tapi ternyata tidak sejahat itu. Olivia Wilde? Dia berhasil menampilkan porsi yang seimbang antara akting bagus dan sebagai pemanis.

Satu lagi kekurangan adalah dalam faktor bromance. Menurut saya akan lebih baik jika kombinasi Jake dan Dolarhyde lebih diperdalam lagi. Pasti akan lebih baik dan keren menyaksikan dua orang ini berkombinasi dengan lebih "layak". Gabungan antara jagoan tough dalam sosok Jake dan anti hero yang harusnya lebih kejam dalam Dolarhyde. Tambahan si cantik Olivia Wilde juga akan menyempurnakan hal tersebut. Tapi sayangnya hal itu tidak terjadi dan penggabunngan unik 2 genre yang amat berbeda (western & sci-fi) ini tidak berjalan lancar dan agak mengecewakan.

1 komentar :

Comment Page:

THE HANGOVER PART II (2011)

Tidak ada komentar
The wolfpack is back! Tagline tersebut menandai kembalinya sutradara Todd Phillips dan 3 pria penggila pesta yang 2 tahun lalu ber-hangover ria di Las Vegas dan membuat berbagai macam kekacauan. Kekacauan yang hebatnya disukai oleh para penonton dan kritikus sehingga memberikan film pertama "The Hangover" kesuksesan besar dengan mendapat penghasilan diatas $460 juta di seluruh dunia. Bahkan film tersebut memenangkan Golden Globe untuk "Best Musical or Comedy". Saya sendiri sangat menyukai film pertamanya yang tampil segar dengan menggabungkan unsur komedi dewasa dengan unsur misteri. Sebuah film komedi yang tidak hanya lucu tapi juga cerdas.

Setelah mengguncang Las Vegas yang gemerlap, kali ini wolfpack berpindah ke Thailand yang kumuh dan panas. Jika sebelumnya kekacauan terjadi di pesta pernikahan Doug (Justin Bartha), kali ini giliran pesta pernikahan Stu (Ed Helms) yang kacau. Awalnya Stu yang akan menikah dengan seorang gadis Thailand bernama Lauren (Jamie Chung) tidak akan mengundang Alan (Zach Galifianakis) karena dia masih trauma akibat ulah Alan di Las Vegas dulu. Tapi karena melihat Alan yang begitu sedih karena tidak diundang dan berkat bujukan dari Doug dan Phil (Bradley Cooper) akhirnya Stu mengundang Alan. Sekali lagi mereka mengadakan pesta bujangan dimana adik Lauren, Teddy (Mason Lee) juga ikut. Sesuai dugaan pesta yang awalnya hanya berisikan sebotol bir dan marshmallow itu kembali berubah jadi kekacauan disaat mereka bertiga bangun di sebuah penginapan dan Teddy menghilang. Yes, it happened again.

Tidak ada komentar :

Comment Page:

MIDNIGHT IN PARIS (2011)

Tidak ada komentar
Kita semua tahu bahwa Woody Allen adalah sutradara yang sangat produktif menghasilkan film. Tercatat sejak tahun 1992 Woody selalu membuat film tiap tahunnya. Totalnya dalam 20 tahun terakhir dia telah membuat 22 film yang cukup sukses secara kualitas dan komersial. Tapi 2 filmnya yang terakhir, "You Will Meet a Tall Dark Stranger" dan "Whatever Works" dinilai sebagai penurunan kualitas dari seorang Woody Allen. Saya sendiri tidak bisa menyatakan setuju atau tidak karena dari deretan panjang filmography sutradara berambut putih tersebut saya baru menyaksikan 1 filmnya yakni "Vicky Cristina Barcelona".

"Midnight in Paris" yang dianggap sebagai usaha Woody Allen mengembalikan kebesarannya berkisah mengenai sepasang kekasih yang lebih tepatnya sudah bertunangan yaitu Gil (Owen Wilson) dan Inez (Rachel McAdams) yang beberapa saat tinggal di Paris karena orang tua Inez sedang ada urusan bisnis disana. Gil yang merupakan penulis novel sebenarnya mempunyai kepribadian yang sangat bertolak belakang dengan tunangannya tersebut. Gil jatuh cinta dengan nuansa Paris yang memiliki romantisme tersendiri dan ingin pindah kesana sedangkan Inez tidak sama sekali.

Tidak ada komentar :

Comment Page:

FRIENDS WITH BENEFITS (2011)

Tidak ada komentar
Tahun lalu Will Gluck sukses membuat sebuah komedi romantis terbaik di 2010 yang juga melambungkan nama Emma Stone sebagai "The Next RomCom Princess". Yak, apalagi kalau bukan "Easy A" yang sangat-sangat menyenangkan tersebut baik dari segi ceritanya yang sederhana tapi menarik ataupun dari penampilan Emma Stone yang bisa dengan mudah membuat penonton mencintainya. Kali ini Will Gluck membuat komedi romantis lagi yang dibintangi oleh Justin Timberlake dan Mila Kunis yang mana keduanya tengah naik daun. Nama-nama besar juga turut mendukung film ini seperti Richard Jenkins, Woody Harrelson, Patricia Clarkson, sampai cameo Emma Stone. Apakah "Friends With Benefits" bisa mendapat kesuksesan yang sama?

Jamie (Mila Kunis) dan Dylan (Justin Timberlake) yang baru saja sama-sama putus cinta dan merasakan trauma akan sebuah hubungan bertemu di New York dimana Jamie merupakan seorang rekruter dari sebuah job agency ternama disana dan mencoba menawarkan Dylan sebuah pekerjaan. Setelah melewati sebuah malam yang menyenangkan bersama Jamie akhirnya Dylan menyetujui tawaran itu dan pindah dari L.A. Menjadi satu-satunya orang yang dikenal Dylan di New York, tidak butuh waktu lama bagi Jamie untuk menjadi sahabat baru Dylan. Pertemanan baik itu berujung pada sebuah hubungan coba-coba dimana keduanya sepakat untuk menjadi teman seks tanpa menjalin hubungan yang lebih dari sebatas pertemanan. Awalnya mereka memang menikmati hal tersebut, tapi kita sudah tahu bahwa akhirnya benih-benih cinta akan tumbuh.

Tidak ada komentar :

Comment Page:

THE PERFECT HOUSE (2011)

Tidak ada komentar
Belakangan ini ada beberapa kisah mengenai film-film lokal dalam sepak terjangnya di festival film luar negeri. Yang paling fenomenal tentunya "The Raid" yang memenangkan salah satu penghargaan di Toronto Film Festival dan mendapat puja puji disana bahkan akan di-remake oleh Hollywood. Kemudian ada kontroversi kemenangan "Si Anak Kampoeng"di sebuah festival film Amerika yang konon katanya festival film abal-abal. "The Perfect House" buatan Affandi Abdul Rachman ini adalah salah satunya dimana film ini berhasil mendapat sambutan yang cukup memuaskan dari penonton Puchon International Fantastic Film Festival. Promo film ini juga cukup menarik dimana baik dari trailer maupun posternya terlihat bahwa film ini jelas bukan film horror/thriller asal-asalan buat.

Dari judulnya kita sudah tahu bahwa film ini akan mengajak kita "bermain" dalam sebuah rumah yang pastinya bukan rumah biasa saja. Diceritakan seorang guru dari Jakarta bernama Julie (Cathy Saron) yang akan berlibur mendadak diminta untuk menggantikan rekannya dalam mengajar sebagai tutor seorang anak. Diceritakan tutor sebelumnya yang bernama Lulu tiba-tiba menghilang dari rumah itu. Julie yang pada akhirnya menyetujui tawaran tersebut akhirnya harus menginap beberapa lama di sebuah rumah bergaya Belanda yang terletak di puncak dan dimiliki oleh wanita tua bernama Madam Rita (Bella Esperance). Disitu dia diminta untuk mengajar cucu Madam Rita yang bernama Januar (Endy Arfian).

Tidak ada komentar :

Comment Page:

JOHNNY ENGLISH REBORN (2011)

Tidak ada komentar
Rowan Atkinson yang identik dengan Mr. Bean bagi saya adalah salah satu komedian paling lucu di muka Bumi. Tapi itu ketika dia sedang memerankan Mr. Bean dengan segala kepolosan dan kebodohannya yang menghibur. Saat dia tidak sedang memerankan Mr. Bean seperti pada "Johnny English" yang rilis 8 tahun lalu saya sendiri tidak terlalu suka. Bukan karena tidak lucu, tapi daripada tanggung-tanggung menjadi agen rahasia bloon yang jadinya membuat filmnya terkesan konyol dalam konteks negatif, lebih baik dia jadi Mr. Bean saja yang sebodoh dan sepolos apapun masih bisa ditolerir dan jatuhnya lucu bukan keseringan garing seperti "Johnny English" yang kali ini dibuat sekuelnya ini.

Kali ini Johnny English sedang berada di Tibet dalam pengasingan dan berlatih disana. Hal itu terjadi setelah dalam misi sebelumnya English melakukan kesalahan yang berujung pada gagalnya misi MI7, bahkan gelar "Sir" yang disandangnya kini telah dicabut. Beberapa tahun kemudian English dipanggil kembali untuk menggagalkan rencana pembunuhan terhadap perdana menteri China. Kali ini English tidak sendirian, karena dia dibantu oleh agen junior bernama Tucker (Daniel Kaluuya). Tentu saja walaupun tidak sendirian Johnny English akan selalu menjalankan aksi-aksi konyol yang terjadi akibat kebodohannya.

Tidak ada komentar :

Comment Page: